ANALIS MARKET (07/12/2023) : IHSG Diproyeksi Bergerak Bullish

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, saham-saham AS ditutup di teritori negatif pada perdagangan hari Rabu (06/12/23), dipicu oleh anjloknya saham-saham megacaps dan energi karena tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve dapat mulai memangkas suku bunganya awal tahun depan.

Laporan ADP National Employment menunjukkan pertambahan pekerja di sektor swasta sebesar 103.000 pada bulan November, di bawah ekspektasi para ekonom sebesar 130.000.

Hal ini memberikan bukti baru melemahnya pasar tenaga kerja, sehari setelah berita turunnya lowongan pekerjaan di bulan Oktober.

Data tenaga kerja yang terakhir ini semakin membuktikan bahwa kebijakan moneter ketat dari bank sentral AS telah berhasil mendinginkan ekonomi AS, walaupun para analis jadi agak mengkhawatirkan perlambatan ekonomi yang lebih luas ke depannya.

Adapun Unit Labor Costs untuk kuartal 3 terlapor minus 1.2%, drop lebih dalam dari ekspektasi dan pastinya dari kuartal sebelumnya yang masih kencang di 2.2%.

Melemahnya saham-saham Energi menjadi pemberat index, akibat harga Minyak anjlok 4% setelah rilis data persediaan bensin AS keluar jauh di atas ekspektasi, membawa kekhawatiran akan tingginya supply di tengah lesunya permintaan global.

Para pelaku pasar akan menantikan satu lagi data tenaga kerja yang lebih komprehensif yaitu Nonfarm Payrolls (Nov.) yang akan diumumkan hari Jumat, di mana data ini akan memberikan kejelasan yang lebih baik mengenai kondisi pasar tenaga kerja saat ini.

Seperti diketahui, data tenaga kerja memegang peranan penting dalam penentuan keputusan suku bunga The Fed yang sedianya akan dilaksanakan FOMC Meeting pekan depan, serta mulai adanya potensi pemotongan di bulan Maret tahun depan.

Secara terpisah, para ekonom punya pemikiran bahwa mereka perkirakan Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tidak berubah setidaknya sampai bulan Juli.

Data ekonomi penting lain yang dirilis kemarin adalah data US Trade Balance (Okt.) yang menggelembungkan defisit menjadi USD 64.3 miliar, didukung oleh peningkatan Impor dan turunnya Ekspor AS.

Malam nanti sekitar jam 20.30 WIB para pelaku pasar akan menunggu laporan mingguan Initial Jobless Claims yang diprediksi semakin banyak di angka 222 ribu, berbanding 218 ribu di pekan sebelumnya.

KOMODITAS: Harga Minyak global merosot sekitar 4% ke bawah level USD70/barrel, merupakan titik terendah sejak Juni, akibat AS merilis data persediaan mingguan yang jauh lebih tinggi dari perkiraan, di tengah produksi Minyak AS yang tengah mencapai rekor tertinggi di bulan September dan lesunya permintaan global. Pendataan mingguan atas stok Minyak mentah AS sesungguhnya anjlok 4.6 juta barrel, di atas perkiraan hanya drop 1.354 juta barrel saja; namun di sisi lain ternyata persediaan bensin justru melonjak 5.4 juta barrel, jauh di atas estimasi penambahan 1 juta barrel saja. Laporan ini menyusul setelah lembaga pemeringkat Moody menurunkan prospek kredit China serta menandai peningkatan risiko ekonomi negara tersebut akibat penurunan pasar properti dan kurangnya stimulus pemerintah. China adalah importir minyak terbesar di dunia, yang mana juga terus meningkatkan persediaan minyaknya tahun ini – sebuah tren yang dapat menyebabkan negara tersebut mengurangi impor minyak dalam beberapa bulan mendatang, terutama jika kondisi perekonomian memburuk. Kekhawatiran atas China juga dibarengi dengan lemahnya perekonomian kebanyakan negara besar. Data PMI dari Jepang, AS, dan Zona Euro sebagian besar masih mengecewakan di bulan November.

MARKET EROPA: Jerman mencatat Factory Orders (Okt.) yang ternyata meleset dari perkiraan pertumbuhan 0.2%, malah dirilis minus 3.7% mom. Demikian pula Germany Construction PMI (Nov.) juga masih dalam trend penurunan, setali tiga uang dengan Inggris; sementara Eurozone punya Construction PMI di bulan November malah terlihat lebih segar. Retail Sales Zona Euro di bulan Oktober sudah mulai sedikit picking up walau masih di wilayah pertumbuhan negatif, setidaknya secara bulanan mampu bertumbuh positif 0.1% mom daripada kondisi -0.1% di bulan sebelumnya. Hari ini para pelaku pasar akan mefokus pada laporan GDP kuartal 3 Zona Euro yang diperkirakan melemah ke angka 0.1% yoy, melesu dari kuartal sebelumnya pada 0.5% pertumbuhan.

MARKET ASIA: China menjadi pusat perhatian hari ini akan ditunggunya angka Trade Balance (Nov.) yang memperkirakan terjadinya surplus sebesar CNY 380 miliar, turun dari CNY 405.47 miliar di bulan sebelumnya. Walau demikian lesunya Ekspor diharapkan mulai bekurang dan Impor tetap stabil. Di sisi lain, para investor di Indonesia akan memantau data Cadangan Devisa (Nov.) berbanding posisi sebelumnya USD 133.1 miliar pada bulan Oktober.

Posisi IHSG yang masih tampak galau di wilayah Resistance 7130-7150 tak pelak membuat pelaku pasar ragu mengenai bagaimana trend naik yang kuat sepanjang November mampu berlanjut di bulan Desember.

Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, analis NH Korindo Sekuritas menyarankan para investor/ trader untuk perhitungkan kemungkinan harus terjadinya pullback terlebih dahulu ke wilayah Support 7050, atau bahkan lebih rendah lagi ke level psikologis 7000.

Jika benar terjadi, gunakan momentum tersebut sebagai kesempatan untuk Buy on Weakness untuk menunggangi up-swing berikutnya.

“IHSG diproyeksi bergerak Bullish,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Kamis (07/12).