ANALIS MARKET (20/5/2021) : Pergerakan IHSG Masih Berpotensi Terkonsolidasi
Pasardana.id – Riset harian Reliance Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (19/5), IHSG ditutup turun 73.81 poin (-1.26%) ke level 5760.58 dengan saham-saham disektor barang baku (-2.66%) dan keuangan (-1.61%) menjadi penekan hingga akhir sesi perdagangan. Investor terlihat psimistis setelah mayoritas indeks ekuitas global alami koreksi mengiringi pelemahan harga komoditas. Investor kembali terganggu pada prospek kenaikan inflasi ditengah kasus covid-19 yang masih tinggi pada pergerakan nilai tukar rupiah hingga prospek stimulus pemulihan ekonomi global.
Di sisi lain, dari bursa regional, Indeks Nikkei (-1.28%), TOPIX (-0.66%) dan CSI300 (-0.30%) turun, sedangkan indeks HangSeng (+1.42%) naik. Indeks berjangka AS turun lebih dari setengah persen diakhir sesi perdagangan bursa Asia. Mayoritas Harga komoditas yang terkoreksi seperti timah (-0.79%), Nikel (-1.37%) dan Minyak mentah (-1.69%) menjadi penekan optimisme investor.
Sedangkan Bursa Eropa kompak melemah di akhir sesi perdagangan kemarin (19/5). Indeks Eurostoxx (-1.71%), FTSE (-1.19%), DAX (-1.77%) dan CAC40 (-1.43%) turun lebih dari sepersen merupakan penurunan paling tajam dalam seminggu terakhir dengan saham-saham komoditas dan transportasi memimpin penurunan. Kekhawatiran tentang inflasi dan gejolak covid-19 masih menghantui ditambah penurunan harga komoditas pertambangan. Saham telah kehilangan tenaga dalam beberapa sesi terakhir, dengan sektor-sektor yang mulai bergerak over value seperti teknologi terjatuh, karena optimisme investor tentang rebound ekonomi telah memberi jalan kepada kekhawatiran tentang inflasi dan kebangkitan Covid-19 di beberapa negara.
Sementara itu, Bursa Jepang membuka perdagangan Kamis (20/5) pagi ini cenderung flat. Indeks Nikkei (-0.08%) sementara TOPIX (+0.03%) setelah risalah pertemuan Federal Reserve untuk April menunjukkan peserta setuju ekonomi AS masih jauh dari target bank sentral, dengan beberapa mempertimbangkan pengurangan program pembelian obligasi.
Adapun risalah tersebut mengindikasikan beberapa pejabat Fed mungkin terbuka "di beberapa titik" untuk membahas penyesuaian kecepatan pembelian obligasi besar-besaran jika ekonomi AS terus berkembang pesat. Hasil benchmark Treasury 10-tahun stabil setelah naik ke 1,67%.
Angka inflasi yang kuat dan tanda-tanda kekurangan pekerja dalam beberapa pekan terakhir memicu kekhawatiran pasar saham meskipun ada jaminan dari pejabat The Fed bahwa kenaikan harga-harga hanya sementara. Harga komoditas turun di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang inflasi dan potensi pembatasan stimulus moneter.
Dari komoditas, harga minyak WTI (+0.46%) rebound setelah di hari sebelumnya turun lebih dari 3% karena adanya potensi kenaikan pasokan di AS dan Iran. Harga CPO (-3.48%) turun signifikan.
“Secara sentimen, pergerakan IHSG hari ini masih berpotensi terkonsolidasi. Dari dalam negeri, investor menanti data pertumbuhan ekspor-impor dan neraca perdagangan. Secara konsensus pertumbuhan ekspor–impor diperkirakan sebesar 41% dan 29.8%. Sementara neraca perdagangan diperkirakan surplus sekitar US$ 1 miliar, lebih rendah dari periode sebelumnya,” beber analis Reliance Sekuritas dalam riset yang dirilis Kamis (20/5/2021).

