ANALIS MARKET (12/4/2021) : IHSG Berpotensi Menguat

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Reliance Sekuritas menyebutkan, diperdagangan akhir pekan lalu (09/4), IHSG melemah tipis 0.02% ke level 6070.21. Secara sektoral, penahan pergerakan IHSG datang dari sektor industri dasar (-1.98%) dan sektor Property (-1.13%). Sementara investor asing mencatatkan aksi jual bersih sebesar IDR 33.01 miliar dengan saham-saham yang menjadi top net sell secara value adalah ASII, BBCA dan TLKM. Adapun selama sepekan lalu, IHSG berhasil menguat 0.98% didukung oleh ekonomi Indonesia yang berangsur-angsur mengalami perbaikan. Hal ini terlihat dari indeks manufaktur Indonesia bulan Maret 2021 berada di level 53.2 dari periode sebelumnya sebesar 50.9. Adapun naiknya PMI ini salah satunya didorong oleh kebijakan dari pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Sementara dari global yield obligasi AS yang tinggi serta kembali meningkatnya kasus virus di beberapa wilayah turut menjadi penahan pergerakan indeks global.

Sedangkan Indeks saham Asia menutup pekan (09/3) dengan bervariasi. Indeks Nikkei (+0.20%) dan TOPIX (+0.39%) naik sedangkan Indeks HangSeng (-1.07%) dan CSI300 (-1.50%) turun signifikan lebih dari sepersen ditengah kekhawatiran perdagangan AS dan China hingga pemulihan yang lebih cepat memicu pengetatan kebijakan pada suku bunga bank sentral.

Di sisi lain, Bursa Eropa bergerak bervariasi dengan penguatan pada indeks DAX (+0.21%) dan CAC40 (+0.06%) sedangkan pelemahan pada indeks FTSE -0.38%).

Adapun Bursa AS menutup pekan (09/4) dengan penguatan Indeks DJIA (+0.89%), S&P500 (+0.77%) dan NASDAQ (+0.51%) naik lebih dari setengah persen seakan Investor mengabaikan kekhawatiran atas inflasi dan fokus pada prospek rebound ekonomi. Ekuitas memperpanjang lonjakan dari posisi terendah Maret 2020 menjadi sekitar 85% karena pejabat Federal Reserve meyakinkan pasar bahwa kebijakan akan tetap mendukung. Wakil Ketua Richard Clarida mengatakan, The Fed sedang mencari bukti apakah itu mencapai tujuan pada stabilitas harga dan ketenagakerjaan sebelum menyesuaikan tarif pajak untuk pengusaha.

Dari sector komoditas, Minyak mentah West Texas Intermediate turun 0,5% menjadi $ 59,32 per barel.

Selanjutnya, investor akan terfokus pada data pinjaman baru beberapa negara di AS dan penjualan ritel di Indonesia.

Sementara itu, Bursa Jepang di buka bervariasi di perdagangan awal pekan ini, Senin (12/4). Indeks Nikkei (-0.03%) dan TOPIX (+0.19%) karena investor bersiap untuk laporan pendapatan minggu ini.

Di tempat lain, yield Treasury 10-tahun naik tipis, memperpanjang kenaikan hari Jumat (09/4) setelah data inflasi harga produsen yang lebih kuat dari perkiraan. The Fed menandai prospek pertumbuhan dan tingkat pengangguran yang baik.

Investor akan memantau bursa China dan Hongkong setelah otoritas China memberlakukan rekor jumlah denda antitrust apda e commerce Alibaba Group Holding.

Adapun pada Senin (12/4) pagi ini, Minyak mentah West Texas Intermediate naik 0,4% menjadi $59,56 per barel sedangkan Nikel (-1.10%) melanjutkan pelemahannya.

“Secara sentiment, IHSG berpotensi mencoba menguat diawal pekan menanti data pertumbuhan penjualan ritel di Indonesia yang diekspektasi membaik,” sebut analis Reliance Sekuritas dalam riset yang dirilis Senin (12/4/2021).