ANALIS MARKET (22/3/2021) : Pergerakan IHSG Berpotensi Mixed

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Reliance Sekuritas menyebutkan, diperdagangan Jumat (19/3) lalu, IHSG ditutup menguat (+0.13%) ke level 6356.16. Secara sektoral, pergerakan IHSG didorong oleh penguatan saham-saham di sektor aneka industri (+0.60%) dan industri dasar (+0.15%). Saham emiten peternakan seperti CPIN (+2.96%), JPFA (+4.92%) dan MAIN (+3.25%) kompak naik setelah harga ayam broiler cenderung stabil didukung kebijakan pemerintah melalui culling. Di sisi lain, ekspektasi perbaikan permintaan menjelang masuknya bulan ramadhan juga turut menjadi katalis positif. Investor asing mencatatkan aksi beli bersih sebesar IDR 512.45 miliar dengan saham-saham yang menjadi top net buy secara value adalah BMRI, HMSP dan UNTR.

Sementara selama sepekan IHSG justru terkoreksi 0.03% akibat tren kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat atau US Treasury ditengah kekhawatiran peningkatan inflasi. Adapun gubernur The Fed memperkirakan inflasi AS berada di level 2.4% pada 2021 di atas target yaitu 2%. Meski demikian, The Fed juga menyatakan belum akan menaikan suku bunga walaupun inflasi tahun ini naik. Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia pada pekan lalu mempertahankan suku bunga di level 3.5%.

Di sisi lain, pada Jumat (19/3) lalu, Bursa AS ditutup bervariasi dengan DJIA (-0.71%), S&P500 (-0.06%) turun, sementara NASDAQ (+0.76) naik. Meningkatnya kasus virus corona dan kenaikan yield treasury AS menjadi katalis negatif. Keputusan Departemen Keuangan AS untuk mengizinkan penghentian beberapa program darurat Federal Reserve yang telah kedaluwarsa bertentangan dengan keinginan Federal Reserve dan telah menurunkan beberapa kenaikan di Wall Street. Namun, saham sebagian besar telah melonjak lebih tinggi pada periode perdagangan 5 hari didukung oleh berita vaksin yang lebih optimis; tetapi kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi yang tidak menentu terkait wabah virus mengasumsikan fase mematikan baru telah menyebabkan beberapa penjualan dan reposisi di Wall Street menuju liburan pekan lalu.

Adapun diperdagangan Senin (22/3) pagi ini, ekuitas di Jepang membuka perdagangan dengan pelemahan, indeks Nikkei (-1.86%) dan TOPIX (-1.19%) turun lebih dari sepersen karena investor mencemaskan imbal hasil obligasi dan inflasi karena aktivitas ekonomi meningkat. Tolok ukur imbal hasil Treasury AS naik di atas 1,7% untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun. Kekhawatiran investor tentang kemungkinan kenaikan suku bunga mendominasi pasar ekuitas dan obligasi. Ekspektasi inflasi telah naik karena membaiknya prospek pertumbuhan, yang beberapa orang curigai mungkin memaksa Fed untuk mengetatkan kebijakan moneter lebih cepat dari yang disarankan oleh panduannya saat ini.

Dari komoditas, harga batu bara naik signifikan ke sekitar level US$ 95 per metrik ton didukung kegiatan ekonomi dunia yang dimulai kembali membuat lebih banyak permintaan batu bara.

“Secara sentimen, pergerakan IHSG hari ini berpotensi mixed ditengah naiknya yield obligasi AS dan naiknya harga komoditas minyak dan batu bara,” sebut analis Reliance Sekuritas dalam riset yang dirilis Senin (22/3/2021).