ANALIS MARKET (18/3/2021) : IHSG Berpotensi Menguat

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Reliance Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (17/3), IHSG ditutup turun setengah persen (-0.51%) atau sebesar 32.47 poin ke level 6277.23 dengan saham-saham disektor Pertanian (-1.25%), Perdagangan (-1.00%) dan Keuangan (-0.95%) menjadi yang terdalam meskipun harga CPO malaysia naik 0.98%. Total value transaksi menurun dari rata-rata pasca pemulihan dari pandemic ditahun lalu memberikan signal Investor terlihat cenderung berhati-hati menanti laporan pendapatan emiten untuk tahun 2020 dipenghujung kuartal pertama tahun 2021.

Di sisi lain, dari bursa regional, Indeks Asia mayoritas kembali bergerak bervariasi. Pelemahan tipis pada Indeks Nikkei (-0.02%) dan KOSPI (-0.64%) yang juga turun lebih dari sepersen. Sedangkan Indeks HangSeng (+0.02%) dan CSI300 (+0.42%) naik meskipun terkonsolidasi meskipun indeks berjangka AS menguat menjelang pertemuan utama The Fed yang dimana para pejabat akan menyampaikan pandangan mereka ditengah pemulihan ekonomi yang mulai berkembang cukup cepat.

Sementara itu, Bursa Eropa ditutup bervariasi dengan pelemahan terjadi pada indeks Eurostoxx (-0.03%) dan FTSE (-0.60%) turun sementara DAX (+0.27%) naik. investor juga menanti pertemuan The Fed sebagai indikator pemulihan ekonomi. Pertumbuhan Yield Obligasi dan inflasi yang begitu cepat berpotensi mengubah arah kebijakan moneter.

Selanjutnya investor akan menanti data keputusan bank sentral disebagian besar negara didunia setelah The Fed memberikan kesimpulan arah kebijakannya.

Adapun ekuitas di Jepang membuka perdagangan hari ini (18/3) dengan optimis, dimana Indeks Nikkei (+1.37%) dan TOPIX (+0.89%) naik ditengah penguatan bursa AS karena proyeksi Federal Reserve untuk suku bunga tetap mendekati nol hingga 2023.

Ketua Fed, Jerome Powell menegaskan kembali sikap toleran bank sentral terhadap inflasi dan kenaikan imbal hasil obligasi baru-baru ini. Pejabat Fed memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan tetap di atas tren setidaknya untuk dua tahun mendatang, yakni sebesar 3,3% pada 2022 dan 2,2% pada 2023, dibandingkan dengan perkiraan potensi pertumbuhan jangka panjang yang hanya 1,8%. Sementara inflasi diperkirakan akan melonjak menjadi 2,4% tahun ini, di atas target bank sentral 2%. Meski inflasi AS akan melonjak, Powell mengatakan, lonjakan itu hanya sementara yang tidak akan mengubah janji Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol sebagai bagian dari upaya untuk memastikan luka ekonomi dari pandemi sembuh sepenuhnya.

Dari sektor komoditas, harga minyak WTI naik tipis 0.02% pagi ini, sementara harga batu bara naik lebih dari sepersen.

“Secara sentiment, pergerakan IHSG hari ini berpotensi menguat, ditengah optimisme global karena janji Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol. Dari dalam negeri, investor akan menanti keputusan suku bunga, dimana konsensus memperkirakan suku bunga tetap di level 3.5%,” sebut analis Reliance Sekuritas dalam riset yang dirilis Kamis (18/3/2021).