ANALIS MARKET (15/3/2021) : Pergerakan IHSG Berpotensi Menguat
Pasardana.id – Riset harian Reliance Sekuritas menyebutkan, diperdagangan akhir pekan lalu (12/3), IHSG ditutup sangat optimis dengan menguat (+1.49%) sejak awal sesi perdagangan, dengan naik 93.53 poin ke level 6358.21, dengan saham-saham disektor Pertambangan (+3.69%), Industri Dasar (3.09%) dan Keuangan (+0.87%) menjadi leader penguatan IHSG. Saham- saham produsen timah dan nikel rebound setelah harga komoditas tersebut kembali naik. Saham-saham perbankan kembali optimis ditengah maraknya aksi korporasi dimana BMRI (+3.5%), BBCA (+0.9%) dan ARTO (+3.6%) menjadi pemimpin penguatan.
Dari bursa regional, indeks saham HangSeng (-2.20%) menutup perdagangan akhir pekan dengan melemah disaat mayoritas indeks saham Asia naik optimis. Indeks Nikkei (+1.73%), TOPIX (+1.36%), CSI300 (+0.35%) dan KOSPI (+1.24%) naik lebih dari sepersen rata-rata mengiringi penguatan indeks berjangka AS akibat optimism pemulihan setelah stimulus triliunan USD di AS.
Sementara itu, Bursa Eropa menutup akhir pekan dengan bervariasi dimana pelemahan terjadi pada indeks Eurostoxx (-0.32%) dan DAX (-0.46%) sedangkan penguatan pada indeks FTSE (+0.36%) dan CAC40 (+0.21%). Pembagian vaksin covid-19 AstraZeneca yang dinilai kurang efektif setelah covid-19 tipe baru kembali bertambah di Italia memukul sentimen di Eropa.
Adapun Bursa AS optimis pada indeks DJIA (+0.90%) dan terlihat psimis pada indeks NASDAQ (-0.59%) disaat imbal hasil obligasi terus membebani saham-saham teknologi yang telah menguat signifikan ditahun pandemi. Gelombang stimulus dan peluncuran vaksin di AS sekali lagi memaksa investor untuk menghadapi prospek inflasi yang berlebihan.
Fokus investor sekarang beralih ke keputusan Federal Reserve minggu depan dalam kebijakan pada tingkat suku bunga. Imbal hasil obligasi yang terus naik berpotensi mengiring arah kebijakan sukubunga The Fed yang lebih hawkish.
Adapun ekuitas di Jepang membuka perdagangan pekan ini (15/3) dengan penguatan, indeks Nikkei (+0.12%) dan TOPIX (+0.32%) bayang-bayang lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve.
Imbal hasil Treasury sepuluh tahun naik melewati 1,64% pada Jumat karena kampanye vaksin dan stimulus AS $ 1,9 triliun menambah kekhawatiran tentang inflasi yang lebih cepat di tengah pemulihan ekonomi.
Di tempat lain, Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan risiko inflasi AS tetap tenang meskipun ada stimulus pemerintahan Biden. Pemulihan yang kuat dari resesi Covid-19 kemungkinan akan mendorong Ketua Fed Jerome Powell dan rekan-rekannya untuk menaikkan suku bunga pada tahun 2023.
Dari komoditas, harga minyak WTI (+0. 49%) bertahan disekitar level US$65 per barel. Sementara harga batu bara naik mendekati 3%. Di sisi lain, harga CPO naik ke level RM 4126.
“Secara sentiment, pergerakan IHSG hari ini berpotensi menguat di tengah naiknya harga komoditas. Dari dalam negeri, investor akan menanti data neraca perdagangan Indonesia bulan Februari. Secara consensus neraca perdagangan Indonesia diperkirakan surplus sekitar US$ 2.21 miliar,” sebut analis Reliance Sekuritas dalam riset yang dirilis Senin (15/3/2021).

