ANALIS MARKET (23/12/2021) : Pasar Obligasi Berpeluang Menguat Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi kembali mengalami penguatan, the power of Omicron terlihat begitu perkasa bak Thanos. Namun lagi-lagi, ingat lho, ini hanya sementara.
Bagi yang kemarin belum mendapatkan kesempatan mendapatkan jual di harga terbaik, sekarang mungkin kesempatan itu telah datang. Jangan sampai kita tidak bisa menjual di harga tertinggi lho ya, karena penurunan harga obligasi mungkin akan terjadi sebentar lagi.
Fokus utamanya adalah, apakah pasar obligasi masih memiliki daya tarik hingga tahun 2022 mendatang? Ataukah justru saham akan memegang kendali?
Tentu obligasi masih akan memiliki daya tarik. Namun selama tingkat suku bunga The Fed berpotensi mengalami kenaikkan, saham masih merupakan pilihan yang terbaik.
Namun akan menjadi menarik lho pemirsa, apabila ternyata kenaikkan tingkat suku bunga The Fed, diikuti dengan kenaikkan Omicron #amit amit, karena tentu saja ini akan membuat pelaku pasar dan investor akan mengalokasikan investasinya dalam obligasi.
Fokus utamanya adalah melihat dan mencermati, setelah itu menyusun strategi dan membuat keputusan.
“Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat terbatas. Kami merekomendasikan jual,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (23/12/2021).
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;
1.THAILAND, APA KABAR?
Wah, karena kemarin kita membahas tentang Thailand, yuk kita mampir untuk melihat bagaimana sih kabar Thailand ditengah pertemuan Bank Sentral Thailand yang di helat kemarin. Bank Sentral Thailand pada akhirnya mempertahankan tingkat suku bunga acuannya untuk tidak berubah lho pada pertemuan Bank Sentral Thailand yang ke 13 berturut turut. Mereka menilai bahwa belum saatnya untuk menaikkan tingkat suku bunga karena adanya risiko Omicron yang akan memberikan pengaruh terhadap pemulihan ekonomi yang masih rapuh. Bank Sentral Thailand bersatu dengan suara bulat untuk dapat memutuskan tidak akan mengubah tingkat suku bunga dan tetap berada di level 0.5%. Namun Bank Sentral tampaknya juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Thailand pada tahun 2022 dari sebelumnya 3.9% menjadi 3.4%. Namun ekspektasi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 juga meningkat lho, dari sebelumnya 0.7% menjadi 0.9%. Komite Kebijakan Moneter menilai bahwa wabah Omicron ini akan mempengaruhi perekonomian pada awal 2022 mendatang dan kemungkinan dampaknya bisa lebih parah dan berkepanjangan dari yang diperkirakan sebelumnya karena Omicron berpotensi memberikan dampak seperti variant sebelumnya, dan memperketat pembatasan mobilitas masyarakat nantinya. Perdana Menteri Prayuth Chan-Ocha kemarin telah menghentikan program untuk masuk bebas karantina ke Thailand karena Thailand khawatir wisatawan dapat menyebarkan Omicron lebih cepat lagi. Program vaksinasi di Thailand akan dipercepat dalam beberapa bulan terakhir, dengan saat ini kondisinya adalah 70% dari populasi sudah menerima setidaknya 1 dosis vaksin, dan 62% sudah mendapatkan vaksin secara penuh. Infeksi penularan di Thailand kembali mengalami penurunan kemarin pemirsa, di sekitar 2.532 kasus baru, jauh dibandingkan dengan kala itu yang mencapai 20.000 pada bulan August lalu. Dari sisi Omicron, Thailand sudah mendapatkan 104 kasus baru sejak diketahui bawa Omicron sudah masuk ke Thailand pada awal bulan December. Aktivitas perekonomian sendiri di Thailand mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dengan lebih kuat pada kuartal terakhir pada tahun ini, dimana pemerintah melonggarkan pembatasan yang mendorong ekonomi pulih lebih cepat. Namun Omicron ini menurut kami berpotensi untuk mendorong pemulihan akan sedikit melambat pada kuartal pertama tahun depan. Sejauh ini, kami melihat situasi dan kondisi yang ada, tampaknya masih sulit bagi Bank Sentral Thailand untuk mulai menaikkan tingkat suku bunga. Bukannya apa, apabila dilakukan dengan ketidaksiapan perekonomian Thailand, hal ini justru akan menjadi boomerang bagi perekonomian Thailand kedepannya. Oleh sebab itu, kami melihat kenaikkan tingkat suku bunga mungkin baru akan terlihat pada Q4 2022 atau Q1 2023 mendatang. Komite juga mencatat lho, bahwa inflasi utama telah meningkat karena sisi penawaran, terutama pada harga energi, namun akan mulai kembali menurun pada paruh kedua pada tahun 2022 mendatang. Namun demikian Komite masih menilai, pemulihan ekonomi masih lambat dalam hal tingkat akselerasinya, karena data ketenagakerjaan dan pendapatan tenaga kerja masih melemah. Bank Sentral Thailand memberikan kepada kita sebuah gambaran dimana tujuan Bank Sentral Thailand yang utama adalah menjaga stabilitas harga, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan menjaga stabilitas keuangan. Dari pernyataan yang disampaikan, Bank Sentral Thailand selalu menekankan terkait dengan dukungan pemulihan ekonomi yang kami senang, bahwa Bank Sentral Thailand tidak menutup mata untuk tidak mempercepat kenaikkan tingkat suku bunga sekalipun perekonomian Thailand belum siap. Pertanyaannya adalah, apakah ketika The Fed menaikkan tingkat suku bunga pada tahun 2022 mendatang, Thailand akan cukup kuat untuk menjaga stabilitas perekonomiannya tanpa harus menaikkan tingkat suku bunga? Sesuatu yang menarik untuk kita nantikan pemirsa. Tidak hanya itu saja lho, Bank Sentral Thailand juga melihat bahwa perekonomian akan tumbuh 4.7% pada tahun 2023 mendatang. Lantas bagaimana dengan inflasi? Inflasi utama diperkirakan akan tetap berada di kisaran 1% - 3% pada tahun 2022 – 2023 mendatang, dan di proyeksikan sebesar 1.2% pada tahun 2021, proyeksi ini naik dari sebelumnya 1%. Dan untuk tahun 2022 naik dari sebelumnya 1.4% menjadi 1.7%, dan pada tahun 2023 menjadi 1.4%. Dari sisi pariwisata sendiri, Bank Sentral Thailand mengharapkan akan kedatangan turis sebesar 280.000 pengunjung pada tahun ini, naik dari sebelumnya 150.000. Untuk tahun 2022 mendatang, turis kembali diprediksi turun akibat karantina dan Omicron, dari sebelumnya 6 juta diperkirakan hanya akan berada di 5.6 juta. Namun Bank Sentral mengharapkan bahwa memasuki 2023, turis akan masuk sebesar 20 juta, tentu sesuatu yang harus kita aminkan. Apabila kita mendoakan yang terbaik bagi kawan kita, tentu Indonesia pun juga akan mendapatkan sesuatu yang baik sehingga semua menjadi lebih baik.

