Beban Umum Picu ARTO Rugi Rp32 Miliar Pada Akhir September 2021

Pasardana.id - PT Bank Jago Tbk (IDX: ARTO) mencatatkan rugi periode berjalan sebesar Rp32,605 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun 2021, atau terpapas 69,52 persen dibandingkan periode sama tahun 2020 yang terbilang Rp105,71 miliar.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal III 2021 tanpa audit emiten bank digital ini yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (22/10/2021).
Jelasnya, pendapatan bunga bersih melonjak 654,76 persen menjadi Rp317,54 miliar. Sayangnya, beban operasional membengkak 132,09 persen menjadi Rp376,28 miliar. Hal itu dipicu membengkaknya beban umum dan administrasi sebesar 503 persen menjadi Rp199,11 miliar.
Mengacu pada siaran pers ARTO, disebutkan bahwa penyaluran kredit hingga akhir September 2021 mencapai Rp3,73 triliun, atau melonjak 502 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama ARTO, Kharim Siregar menjelaskan, pertumbuhan kredit terutama terjadi di kuartal III dengan kenaikan sebesar Rp1,56 triliun dari posisi kuartal sebelumnya.
“Prosentase kenaikannya terlihat tinggi karena kami berangkat dari baseline yang rendah. Tapi kami melihat kemajuan bisnis yang konsisten dari waktu ke waktu. Kami akan menjaga momentum ini dengan terus memperluas kolaborasi dan integrasi dengan ekosistem digital,” kata dia.
Ia melanjutkan, pertumbuhan kredit sebesar 502 persen berdampak pada pendapatan bunga yang meningkat 478 persen menjadi Rp355 miliar. Sementara itu, beban bunga hanya terkerek 104 persen menjadi Rp38 miliar.
“Hal ini menghasilkan pendapatan bunga bersih senilai Rp318 miliar, atau tumbuh 640 persen. Net interest margin (NIM) kini berada di angka 6,1 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,4 persen,” jelas dia.
Pada sisi lain, total dana pihak ketiga mencapai Rp2,54 triliun, atau tumbuh 564 persen. Dari jumlah tersebut, dana murah atau CASA tercatat sebanyak Rp985 miliar, atau melonjak 1.031 persen. Sedangkan deposito tercatat senilai Rp1,6 triliun, atau meningkat 427 persen.
“Porsi CASA yang terus membesar ini mempengaruhi struktur biaya dana sehingga berdampak positif pada perolehan margin. Peningkatan dana murah ini juga menunjukkan tingkat penerimaan publik yang semakin baik terhadap aplikasi Jago,” kata Kharim.