Kementerian BUMN Tanggapi Kritik Pedas Ahok Terkait Direksi Pertamina

Pasardana.id - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) angkat suara mengenai kritikan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kepada Direksi Pertamina dalam sebuah video berdurasi sekira enam menit yang diunggah akun POIN di Youtube.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan, bahwa hal tersebut merupakan urusan internal perusahaan.
Kementerian BUMN dalam hal ini memberikan ruang untuk keduanya antara Komisaris dan Direksi Pertamina berkomunikasi.
"Menjawab mengenai pernyataan Ahok sebagi Komut, tentunya itu urusan internal-nya Pertamina. Kita berikan ruang untuk Direksi dan Komisaris melakukan komunikasi. Jadi kita tetap meminta mereka komunikasi dengan baik antara Komisaris dan Direksi lah," kata Arya Sinulingga, di Jakarta, Rabu (16/9/2020).
Menurut Arya, bagaimanapun, Komisaris yang ditempatkan di setiap BUMN sebelumnya melalui proses yang musti dijalani dari Kementerian BUMN.
Arya menyampaikan, posisi Komisaris memang berasal dari Kementerian BUMN selaku pemegang saham utama di perusahaan BUMN.
Adapun Kementerian BUMN sebagai perwakilan pemerintah, juga berkewajiban mempunyai wakil di perusahaan negara untuk memastikan dan mengawasi jalannya bisnis perusahaan.
"Soal Komisaris di BUMN, ya semua berasal dari Kementerian BUMN, termasuk Pak Ahok juga dari kita kan, dari kementerian BUMN. Namanya juga BUMN, penugasannya dari kementerian BUMN," ucap Arya.
Sebelumnya, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengeluarkan banyak pernyataan pedas tentang Pertamina yang diunggah dalam akun Youtube POIN.
Ahok blak-blakan soal buruknya tata kelola Pertamina.
Ahok yang menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina sejak 22 November 2019, mengaku sering geleng-geleng kepala dengan berbagai kebijakan Direksi Pertamina.
Keputusan bisnis Pertamina seringkali tidak masuk akal dalam kalkulasi bisnis. Akibatnya, Pertamina harus menanggung utang yang jumlahnya cukup besar.
Ahok mencontohkan, kebijakan manajemen Pertamina yang rajin mengakuisisi sumur minyak di luar negeri. Pembelian ladang minyak dilakukan dengan utang.
“Sudah ngutang 16 miliar dolar AS, tiap kali otaknya minjam duit terus, saya sudah kesal ini. Minjam duit terus, mau akuisisi terus,” terang Ahok seperti dikutip dari tayangan yang diunggah akun Youtube POIN dilihat pada Rabu 16 September 2020.
Diungkapkan Ahok, selain secara hitungan bisnis kurang menguntungkan, Pertamina sebaiknya fokus mengeksplorasi ladang minyak di dalam negeri.
“Saya bilang (kenapa) tidak berpikir untuk eksplorasi, kita masih punya 12 cekungan yang berpotensi punya minyak, punya gas. Ngapain di luar negeri? Ini jangan-jangan ada komisi ini, beli-beli minyak ini,” ucap Ahok.
Jengkel soal kilang minyak, pria yang kini akrab disapa BTP ini kemudian berujar, contoh temuannya yang lain soal ketidakefisienan Pertamina yakni soal pembangunan kilang minyak.
Dirinya masih meminta penjelasan kenapa banyak kilang baru yang belum juga dibangun. Padahal, lanjut dia, sudah ada beberapa investor yang serius patungan bisnis dengan Pertamina.
“Makanya, nanti saya mau rapat penting soal kilang. Berapa investor yang sudah nawarin mau kerja sama kalian diemin? Terus sudah ditawarin kenapa ditolak? Terus kenapa kerja seperti ini? Saya lagi mau audit,” tandas Ahok.