ANALIS MARKET (09/6/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Menguat
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuirtas menyebutkan, pada perdagangan hari Senin 08/06/2020, IHSG ditutup menguat 122 poin atau 2,48% menjadi 5.070. Sektor keuangan, agrikultur, property, barang konsumsi, perdagangan, pertambangan, aneka industri, dan industri dasar bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 44.02 miliar rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari :
1.INDIA VS CHINA
Pada akhirnya India dan China sepakat untuk menyelesaikan ketegangan yang tengah terjadi di perbatasan Himalaya melalui saluran diplomatic dan militer. India dan China sepakat untuk menyelesaikan situasi di wilayah perbatasan tersebut dengan damai dengan berbagai perjanjian bilateral dan tetap memperhatikan kesepakatan antara para pemimpin bahwa perdamaian dan ketenangan diperbatasan antara India dan China merupakan hal yang sangat penting untuk hubungan bilateral secara keseluruhan. Komandan militer dari kedua negara tersebut pada akhirnya bertemu pada hari Sabtu kemarin di Chusnul, sebuah desa di distrik Leh di Ladakh, dekat dengan perbatasan yang disengketakan. India menyampaikan bahwa pertemuan tersebut berlangsung secara ramah dan positif, namun China tidak segera menanggapi hal tersebut. China hanya mengatakan bahwa situasi di perbatasan tetap terjaga dengan stabil dan dapat dikendalikan. Hal ini dianggap sebagai sebuah resolusi yang bersahabat, karena ditengah situasi dan kondisi saat ini tidak ada yang ingin melihat peningkatan dalam ketegangan. Sejauh ini India ingin merangkul China dalam hubungan bilateral kedua negara tersebut, karena sedikit banyak India membutuhkan China dalam perkembangannya. India juga kami merasa tidak ingin memusuhi China karena India ingin mengejar beberapa hal dari China. Biar bagaimanapun, China merupakan salah satu negara mitra dagang utama bagi India, keseimbangan perdagangan diantara keduanya merupakan kebaikan hati China untuk membiarkan hal tersebut. India sejauh ini telah mengimpor lebih dari $57 miliar barang dari China antara April 2019 hingga January tahun ini, dan hanya mengekspor sekitar $14 miliar produk. Tentu ini menjadi sebuah pijakan positif untuk menjaga market untuk terus mengalami kenaikkan, karena saat ini menjaga ketenangan dan perdamaian merupakan sesuatu yang penting untuk menjaga sentimen positive kenaikkan pasar di seluruh dunia.
2.INGGRIS & JEPANG
Inggris dan Jepang telah memulai lebih awal mengenai pembicaraan mengenai perdagangan pada hari ini, Selasa 9 June 2020 yang dimana pembicaraan tersebut dimaksudkan untuk menggantikan perjanjian perdagangan bebas yang saat ini dinikmati oleh Inggris dari Jepang namun melalui perjanjian Uni Eropa tatkala Inggris masih bergabung dengan Uni Eropa. Pemerintah Inggris memiliki perdagangan dengan Jepang dengan total lebih dari 31 miliar pound atau $39 miliar tahun lalu, dan Inggris ingin kerjasama antara Inggris dan Jepang dapat berlanjut, karena Inggris tidak akan dapat lagi melakukan perdagangan selepas dari Brexit. Saat ini mengamankan kesepakatan merupakan prioritas tinggi bagi Inggris untuk dapat memulihkan ekonominya, baik dari sisi selepas Brexit ditambah dengan wabah virus corona. Karena Jepang sendiri merupakan mitra dagang yang bukan dari Uni Eropa terbesar ke4 untuk Inggris. Inggris membutuhkan kesepakatan ini, karena kalau tidak ada kesepakatan ini hingga 1 January 2021, maka berdasarkan peraturan WTO maka akan ada tarif dan beberapa hambatan untuk kedua negara. Namun kami sendiri tidak khawatir, diantara pemulihan semua negara akibat wabah virus corona, kerjasama merupakan salah satu hal yang dapat menyelamatkan perdagangan sehingga ekonomi dapat pulih lebih cepat. Tentu tercapainya kesepakatan baru, lagi lagi akan menambah point sentimen positive dan alasan untuk pasar agar dapat terus bergerak menguat.
3.SEBUAH ALASAN UNTUK KENAIKKAN
Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2020 . Cadangan devisa bulan Mei 2020 sebesar US$ 130,5 miliar. Posisi tersebut, naik US$ 2,6 miliar dibandingkan cadangan devisa di April 2020 yang sebesar US$ 127,9 miliar. Selanjutnya Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI mengatakan dengan posisi cadangan devisa tersebut, setara dengan pembiayaan 8,3 bulan impor atau 8,0 bulan impor dan pembayaran utang luar neger pemerintah, serta berada di atas standard kecukupan internasional yang sekitar 3 bulan impor. BI ini juga memandang, posisi cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, BI optimis cadangan devisa akan tetap memadai seiring dengan stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik. Kami cukup senang melihat cadangan devisa yang mengalami kenaikkan, itu artinya ketahanan kita untuk melakukan pembiayaan dapat terjaga dengan baik. Terlebih lagi kenaikkan cadangan devisa ini memberikan sentimen positif yang dibutuhkan pasar, untuk apa? Untuk menjaga konsistensi penguatan positif yang terjadi di pasar. Semakin pasar mengalami kenaikkan, maka semakin dibutuhkan penopang untuk menjaga pasar tetap berada di area positive. Jangan sampai kehilangan penopang, karena ditengah situasi dan kondisi saat ini, kami melihat pasar masih cukup rapuh. Entah kami yang terlalu khawatir untuk melihat masa depan, atau mungkin animo saat ini yang membuat pasar terus berjalan mengalami kenaikkan. Dengan adanya sentimen positive, maka hal ini akan berpotensi untuk memberikan ruang penguatan yang lebih besar bagi pasar untuk melanjutkan penguatan.
4.YUK MINYAK, KAMU BISA!
Harga minyak masih berada di jalur kenaikan seiring dengan kesepakatan OPEC+ untuk memperpanjang pemangkasan produksi hingga Juli 2020. Hal itu membuat penambahan pasokan terhambat di tengah tren permintaan yang turut akibat pandemi virus corona. Sejauh ini kenaikan harga minyak masih didorong oleh sentimen kesepakatan keberlanjutan, dimana OPEC+ sepakat untuk memangkas produksi sebesar 9,6 juta barel per hari pada Juli, 100.000 barel per hari lebih sedikit dari bulan ini karena Meksiko akan mengakhiri kendala pasokannya. Para pemimpin OPEC+ secara de-facto menunjukkan komitmen mereka untuk menopang pasar minyak secara global, dan bahkan membujuk Irak, Nigeria, dan penghambat lainnya untuk memenuhi janji mereka untuk mengurangi produksi. Setiap anggota yang tidak menerapkan 100 persen pembatasan pada Mei dan Juni akan melakukan pengurangan tambahan dari Juli hingga September sebagai kompensasi. Menyusul perpanjangan pemangkasan itu, Arab Saudi telah menaikkan harga jual minyak mentahnya setelah memberikan diskon cukup besar bagi pembelinya dalam beberapa bulan terakhir. Keputusan itu pun seiring dengan permintaan China yang mulai meningkat. Di sisi lain, upaya pemulihan harga minyak tersebut dapat terhambat oleh tekanan geopolitik antara Amerika dan China, penyebaran covid-19 gelombang kedua, serta kembali meningkatnya cadangan minyak Amerika. Dari segi pergerakan harga, kami melihat saat ini WTI masih berada pada bullish trend dimana adanya indikasi bullish continuation menuju $48.75/barrel.
“Berdasarkan analisa teknikal dan beberapa sentimen positive lanjutan, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat dan ditradingkan pada level 4.968-5.195. Fokus utama pasar saat ini adalah pertemuan FOMC meeting yang akan dilakukan pada hari Kamis mendatang diikuti dengan data pertumbuhan ekonomi Eropa yang akan keluar hari ini,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (09/6/2020).

