ANALIS MARKET (29/4/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Bervariatif dengan Potensi Menguat
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Selasa 28/04/2020, IHSG ditutup menguat 16 poin atau 0,36% menjadi 4.529. Sektor industri dasar, agrikultur, barang konsumsi, aneka industri, perdagangan, dan infrastruktur bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 1.10 triliun rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari:
1.PEMULIHAN EKONOMI
Ekonomi Amerika diperkirakan akan membutuhkan 1 hingga 2 tahun untuk mulai pulih kembali dengan kekuatan penuh, setelah sebelumnya dilakukan pemberian stimulus yang diberikan oleh The Fed dan juga Kongres yang dalam jumlah besar untuk menahan runtuhnya ekonomi akibat wabah virus corona. Sejauh ini The Fed sudah menggelontorkan $6.45T, dan diperkirakan akan mengalami kenaikkan hingga $9.8 triliun. Kongres sejauh ini juga telah memberikan komitmen untuk menggelontorkan stimulus senilai $2.5T, dan berpotensi untuk memberikan tambahan senilai $2T. Tidak hanya itu saja, secara prediksi, tingkat pengangguran akan mengalami kenaikkan hingga 19%, dan akan mencapai tingkat tersebut pada bulan August mendatang. Namun kemudian akan mengalami penurunan menjadi 11% pada bulan December dan 7% pada akhir tahun 2021. Beberapa analisa juga mengatakan bahwa GDP akan mengalami penurunan hingga 24% pada kuartal ini, dan akan mengalami kenaikkan sebesar 4.7% pada kuartal ketiga mendatang, dan akan mengalami kenaikkan kembali pada kuartal ke empat. Secara YoY GDP diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 5%. Moody’s Analytics mengatakan bahwa vaksin saat ini merupakan saat yang penting bagi perekonomian untuk mendapatkan daya tarik, dan apabila sampai dengan saat itu belum ada vaksin yang dapat menyembuhkan virus tersebut, maka pemulihan akan menjadi sesuatu yang sangat sulit, yang dimana ditandai dengan melambatnya pertumbuhan dan naiknya tingkat pengangguran.
2.APA YANG DINANTI?
Hari ini mulai pukul 18.00 WIB nanti, data ekonomi Amerika akan muncul dari MBA Mortgage Applications, yang diikuti dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Amerika secara kuartal yang diperkirakan mengalami penurunan. Dari Eropa, mulai pukul 16.00 WIB akan muncul data ekonomi Eropa yaitu Economic Confidence yang diperkirakan akan mengalami penurunan yang diikuti dengan Industrial Confidence dan Customer Confidence. Kedua data tersebut juga diperkirakan akan mengalami penurunan. Dan dilanjutkan keesokan harinya dengan adanya pertemuan Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Amerika. Sejauh ini pasar akan menanti data pertumbuhan ekonomi hari ini, yang akan diikuti dengan penantian akan arah kebijakan dari The Fed. Meskipun secara tingkat suku bunga kami melihat hal tersebut tetap, namun pandangan Bank Sentral ke depannya dengan apa yang akan dilakukan tentu akan menjadi perhatian utama. Dow Future turun sedikit menjelang pertemuan tersebut. Kami juga tentu berharap bahwa The Fed masih terus memiliki amunisi yang tidak terbatas untuk menjaga kejatuhan ekonomi Amerika, tatkala sebelum pertemuan Bank Sentral Amerika, data perekonomian akan rilis terlebih dahulu. Meskipun data perekonomian akan terlihat kurang bagus, apabila The Fed mampu menyampaikan kabar baik, tentu hal ini akan menjadi penyeimbang sentiment serta pergerakan pasar. Oleh sebab itu kami melihat bahwa pergerakan pasar akan cenderung wait and see hari ini, hingga dengan keluarnya data dan keputusan The Fed pada malam hari nanti pukul 01.00 WIB. Pada tanggal 30 April, di hari yang sama setelah keputusan The Fed dini hari nanti, ada data ekonomi dari Japan yang akan menyampaikan mengenai penjualan ritel dan industrial production pada pagi hari pukul 06.50 WIB serta produksi kendaraan, yang kesemuanya diperkirakan akan mengalami penurunan. Ada kemungkinan pasar di wilayah Asia akan bergerak bervariatif dengan condong untuk menguat tapi sesaat, namun tetap hati hati karena gejolak pasar akan sensitive terhadap sentiment yang hadir.
3.TETAP OPTIMIS
Dampak rambatan virus dari global ke domestic, mendorong Indonesia butuh upaya untuk memutus rantai penularan Covid-19. Bank Indonesia mengaku akan semakin gigih untuk menghalau dampak Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia dengan mengerahkan bauran kebijakan sebagai upaya mitigasi risiko penyebaran virus, menjaga stabilitas pasar uang dan sistem keuangan, serta mendorong momentum pertumbuhan ekonomi dimana salah satu hal yang telah dilakukan bank sentral dalam melakukan tindakan antisipasi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan (SSK) di tengah dampak pandemi tersebut adalah dengan menandatangani Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) no. 1 tahun 2020. Langkah tersebut tentunya dalam upaya menyelamatkan ekonomi dalam negeri karena menurunnya kegiatan produksi dan aktivitas ekonomi, dan memberikan tekanan lebih lanjut pada sistem keuangan domestik. Sejauh ini tentu kita melihat apa yang dilakukan merupakan salah satu hal yang baik meskipun kami melihat bahwa perekonomian akan sedikit tertekan menjelang tingkat tertinggi dari wabah sebelum pada akhirnya mengalami penurunan. Fokus utamanya tetap berada pada pengendalian wabah dan pengurangan korban yang terinfeksi, tidak lupa untuk memberikan bantuan kepada mereka yang memiliki pendapatan harian untuk menjaga daya beli. Sejauh bauran kebijakan tersebut masih terlihat cukup efektif meskipun belum menarik minat asing untuk masuk ke dalam pasar saham dan obligasi.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak bervariatif dengan potensi menguat dan ditradingkan pada level 4.490-4.556,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (29/4/2020).

