ANALIS MARKET (27/4/2020) : IHSG Berpeluang Bergerak Variatif Cenderung Melemah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Jumat 24/04/2020, IHSG ditutup melemah 97 poin atau 2,12% menjadi 4.496. Sektor keuangan, property, aneka industri, industri dasar, barang konsumsi, agrikultur, pertambangan, dan perdagangan bergerak negatif dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 1.09 triliun rupiah.

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari:

1.BABAK BARU DARI KISAH MINYAK

Turunnya harga minyak yang dimana merupakan bab pertama dari awal mulai kisah pilu, akan memiliki kisah lanjutan berikutnya, yaitu ada potensi mulai tutupnya industry perminyakan yang diakibatkan turunnya harga minyak. Akibat wabah virus corona, permintaan mengalami penurunan yang dimana membuat tempat penyimpanan menjadi penuh akibat produksi yang tidak terkendali. Tempat penyimpanan menjadi sebuah harapan bahwa harga minyak akan kembali pulih, meskipun kita tidak pernah tahu kapan itu akan terjadi. Apabila sampai industry minyak mengalami penutupan, tentu saja akan membuat perusahaan, bank pemberi pinjaman, karyawan, tentu akan terancam kesinambungannya. Hal ini yang membuat para negara OPEC+ mulai memangkas tingkat produksinya agar hal tersebut jangan sampai terjadi. Namun pemangkasan tersebut, tentu tidak akan berhasil dalam waktu yang singkat, karena kesepakatan tersebut terlambat untuk disepakati, hal ini yang membuat potensi penutupan industry minyak semakin nyata. Pengurangan tingkat produksi minyak akan dilakukan pada tanggal 1 May, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Jumlah rig minyak yang beroperasi di Amerika pun telah mengalami penurunan lebih dari 40%, dan hanya tersisa 378 rig yang masih melakukan operasi. Perusahaan minyak berskala kecil dan besar masih akan mampu bertahan, namun laba tentu saja berpotensi mengalami penurunan. Arab Saudi, Rusia, dan aliansi OPEC+ lainnya akan bergabung untuk mengurangi tingkat produksi mereka. Namun pasar masih mengkhawatirkan apakah itu cukup untuk menahan produksi, yang dimana setiap minggunya, 50 juta barel minyak akan disimpan yang dimana sebelumnya simpanan tersebut cukup untuk memenuhi permintaan Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, dan Inggris. Dan pada akhirnya, akan ada tahap dimana semua tempat penyimpanan akan habis pada bulan Juni nanti. Sebelum wabah itu datang, dunia mengkonsumsi minyak sekitar 100 juta barel per hari. Selama kurun waktu sepekan terakhir, penyulingan minyak Amerika akan memproses 12.45 juta barel per hari dalam 1 minggu, yang dimana jumlah produksi tersebut merupakan yang terendah dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Oleh sebab itu kami melihat tekanan akibat dari penurunan harga minyak akan berlanjut, seiring dengan gelombang kedua dari yang paling berat akan datang, dan sejauh ini pekan ini kita akan merasakan angin yang cukup besar.

2.SIAGA 1

Pekan ini merupakan sebuah penantian yang mungkin saja penuh dengan rasa sakit. Bagaimana tidak, beberapa data ekonomi yang akan muncul mungkin akan menjadi sebuah tanda bahwa gelombang besar akan segera tiba, meskipun kami berharap bahwa kita hanya merasakan anginnya saja, tidak perlu pakai airnya. Kita mulai dari Amerika, yang dimana pekan ini akan memberikan kita beberapa hal, yaitu data ekonomi mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi secara kuartal yang diprediksi mengalami penurunan hingga ke level negative, meskipun secara tahunan masih berada di area positive. Ini akan menandai tanda-tanda awal dari sebuah potensi resesi di Amerika. Tidak hanya itu saja, data mengenai personal seperti personal consumption, personal spending, dan personal income juga diprediksi mengalami penurunan, apalagi setelah wabah terus mengalami peningkatan dalam beberapa pekan terakhir. Dengan berkurang data personal tadi, otomatis daya beli juga pasti akan mengalami penurunan yang mengakibatkan inflasi nantinya akan mengalami penurunan. Data manufacturing mulai dari Purchasing Manager Index hingga ISM berpotensi menurun diikuti dengan Construction Spending diperkirakan akan mengalami penurunan yang cukup dalam. Initial jobless claims diperkirakan akan mengalami penurunan, namun continuing claims akan terus mengalami peningkatan. Apalagi data continuing claims merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah sejak 1974, tentu hal ini akan menjadi pukulan yang besar bagi Amerika. Yang dinantikan tentu saja terkait dengan pertemuan Bank Sentral Amerika pada pekan depan, meskipun kami melihat tingkat suku bunga tidak akan mengalami penurunan, namun langkah dan stimulus kebijakan akan menjadi perhatian para pelaku pasar pekan depan. Tidak hanya dari Amerika buddy, kita beralih ke Eropa yang dimana akan muncul data unemployment rate yang diperkirakan akan mengalami kenaikkan. Namun yang menjadi perhatian utama pelaku pasar dan investor adalah data tingkat pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan juga akan mengalami penurunan dan masuk teritori negatif, sehingga ini juga menjadi sebuah tanda tanda bahwa pertumbuhan ekonomi Eropa mulai goyang dan memasuki awal resesi. Inilah yang dikhawatirkan oleh investor, apabila data pertumbuhan ekonomi di Amerika dan Eropa keduanya masuk negative, maka pasar akan bergejolak, kami berharap gejolaknya sebentar saja tentunya. Semua mata akan tertuju terhadap pertemuan Bank Sentral Eropa yang akan diadakan di hari yang sama dengan pertemuan Bank Sentral Amerika. Tingkat suku bunga kami meliht akan sama, karena sudah dikisaran nol, namun secara kebijakan dan stimulus serta pandangan ekonomi akan menjadi perhatian. Mengawali pertemuan Bank Sentral, di hari Senin ini akan ada pertemuan Bank Sentral Jepang, yang kami melihat tingkat suku bunga juga tidak akan berubah. Dalam pertemuan Bank Sentral Japan, dikabarkan bahwa Bank Sentral Japan akan membatalkan target pembelian obligasi sebesar 80 juta yen per tahun untuk Japanese Government Bond, sehingga target pembelian tersebut akan berubah menjadi tidak terbatas. Yang menjadi perhatian juga data penjualan ritel yang kami perkirakan akan mengalami penurunan yang cukup dalam, sehingga hal ini akan membuat tingkat inflasi di Jepang juga semakin menurun, ditengah tengah usaha dari Pemerintah Jepang untuk mendorong kenaikkan inflasi. Data industrial production juga akan menjadi perhatian, karena kami juga memprediksikan akan mengalami pelemahan. Data yang kurang baik dari Jepang, akan membuat pengaruh terhadap pergerakan pasar di kawasan Asia hari ini, sehingga alangkah baiknya berhati hati pekan ini. Beralih sedikit ke China, Bank Sentral China kembali menyuntikkan 56.1 miliar yuan atau $79 miliar ke dalam system perbankan untuk menjaga tingkat likuiditas. Pendanaan 1 tahun akan diberikan bunga 2.95% lebih rendah dari 3.15% atau dari tingkat suku bunga sebelumnya. Kami melihat hal ini sebagai salah satu upaya untuk mendorong ekonomi dengan stimulus pemberian kredit, yang bahkan tidak akan pernah terjadi disini. Sejauh ini berbagai langkah telah dilakukan China untuk menjaga perekonomiannya yang mulai melemah, yang dimana data ekonomi China telah menunjukkan kontraksi. Pemotongan tingkat suku bunga kemarin juga berusaha untuk mendorong kepercayaan investor, yang dimana pertumbuhan ekonomi China saat ini menjadi yang paling lambat sejak tahun 1970. Sentimen yang cukup banyak ini membuat kesimpulan bahwa pekan ini pasar akan bergejolak, dan kemungkinan besar akan membuat pasar mengalami pelemahan. Berhati hati dan mencermati sentiment yang ada akan menjadi sebuah bekal berharga untuk melalui pekan ini.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak variatif cenderung melemah dan ditradingkan pada level 4.430 – 4.528,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (27/4/2020).