ANALIS MARKET (13/3/2020) : IHSG Berpeluang Kembali Bergerak Melemah
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Kamis 12/03/2020 kemarin, IHSG ditutup melemah 258 poin atau 5,01% menjadi 4.895. Sektor industri dasar, agrikultur, pertambangan, keuangan, keuangan, properti, perdagangan, infrastruktur, aneka perdagangan, dan barang konsumsi bergerak melemah dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar 172.1 milyar rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;
1.BANK SENTRAL EROPA
Bank Sentral Eropa beraksi untuk memberikan langkah-langkah darurat terkait dengan pemberian stimulus moneter untuk menjaga perekonomian Eropa dari wabah virus corona yang kian merajalela, dan yang terpenting langkah langkah darurat tersebut merupakan yang sesuai yang dibutuhkan oleh pasar terkait dengan situasi dan kondisi saat ini. Stimulus kebijakan yang dikeluarkan diharapkan dapat memberikan mitigasi terhadap beberapa resiko terkait dengan prospek ekonomi, namun kami melihat ditengah situasi dan kondisi saat ini, masih akan membutuhkan lebih banyak stimulus baik kebijakan fiscal maupun moneter. Paket perang yang diberikan oleh Bank Sentral Eropa antara lain adalah dengan menawarkan likuiditas tanpa batas dengan tingkat suku bunga deposito untuk menjembatani pembiayaan selama kurang lebih 3 bulan. Hal ini akan memberikan imbas terhadap pengurangan tingkat suku bunga pada operasi refinancing jangka panjang yang ditargetkan oleh bank sebesar 25 bps. Tidak hanya itu saja, Dewan Pemerintah akan meningkatkan pembelian obligasi sebesar 120 miliar Euro. Yuk kita coba telaah satu satu. Bank Sentral Eropa telah memutuskan untuk menawarkan likuiditas tanpa batas secara sementara, melalui operasi refinancing jangka panjang atau LTRO. Ini dirancang untuk menjembatani pembiayaan hingga Juni 2020. Namun kami melihat bahwa langkah ini diambil untuk membatasi potensi gangguan di pasar keuangan daripada memberikan stimulus moneter tambahan. Lagarde mengatakan perubahan itu akan secara signifikan membantu bisnis kecil dan menengah, dan itu benar karena perusahaan akan lebih tergantung kepada pinjaman bank daripada perusahaan yang lebih besar. Namun tampaknya program program tersebut tidak diperuntukkan untuk UKM. Sejauh ini Bank Sentral Eropa juga tengah meningkatkan pembelian asset sebesar 120 miliar euro atau $135 miliar sebelum akhir tahun, namun Bank Sentral Eropa juga tidak memberikan informasi tentang bagaimana pembelian tersebut akan dilakukan. Namun pelonggaran pembelian asset ini akan memberikan stimulus moneter sementara. Sejauh mata memandang, Bank Sentral Eropa telah menurunkan proyeksi pertumbuhan GDP untuk tahun 2020 sebesar 0.3% menjadi 0.8%.
2.LIKUIDITAS TAMBAHAN DARI THE FED
The Fed pada akhirnya juga ikut untuk meningkatkan pembelian aset ditengah gejolak yang diberikan oleh virus corona. Hal ini dilakukan oleh The Fed sebagai bagian dari penurunan Wall Strett yang menuju hari terburuk sejak 1987. The Fed akan memperluas pembelian obligasi senilai $60 miliar, yang akan terfokus kepada T Bills jangka pendek. Bagian kedua dari stimulus tersebut dilihat dari The Fed dari New York yang menawarkan $500 miliar dari operasi repo 1 dan 3 bulan. Tidak berhenti sampai disitu, The Fed akan terus menawarkan setidaknya $175 miliar dalam overnight repo dan $45 miliar dalam operasi yang akan dilaksanakan setiap 2 minggu. Hal ini dilakukan oleh The Fed sebagai bagian dari langkah langkah yang lebih aggresif untuk menjaga pasar keuangan yang dimana mungkin akan menjadi yang terburuk menyerupai black Monday beberapa waktu yang lalu. Dan yang terpenting adalah bahwa The Fed berjanji untuk melakukan apapun yang dibutuhkan oleh pasar untuk mendorong kelancaran fungsi pasar keuangan dan implementasi kebijakan yang efisian dan efektif. Well, mari kita berharap semua Bank Sentral dapat menjaga perekonomian dari setiap kemungkinan terburuknya.
3.TRUMP, LIKE AND DISLIKE
Trump kembali beraksi dengan mengumumkan bahwa dirinya melarang pengunjung dari sebagian besar Eropa ditengah tengah pandemi virus corona yang dimana memberikan implikasi negatif terhadap industri penerbangan yang dimana berpotensi untuk mendorong beberapa operator keluar dari bisnis. Industri penerbangan saat ini sedang dalam situasi dan kondisi tertekan yang dimana situasi dan kondisi akibat virus corona membuat industri penerbangan memangkas layanan dan ada potensi melakukan efisiensi. Trump telah mengumumkan pembatasan perjalanan dari sebagian besar Eropa ke Amerika selama 30 hari, aturan ini akan mulai berlaku pada hari Jumat sebelum tengah malam. Larangan tersebut berlaku untuk 26 Negara, namun tidak termasuk Inggris dan Irlandia. Uni Eropa tidak menyetujui kenyataan bahwa keputusan Amerika untuk memberlakukan larangan bepergian diambil secara sepihak tanpa konsultasi. Pada hari Kamis lalu, Norwegian Air Shuttle mengatakan akan memberhentikan setengah dari karyawannya dan memangkas ribuan penerbangan, hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi dan efisiensi. Selain itu, Walikota New York Bill de Blasio telah menyatakan keadaan darurat di kota itu pada hari Kamis lalu, dan mengatakan bahwa wabah virus corona dapat dengan mudan menjadi krisis selama 6 bulan. Tempat tempat besar seperti Barclays Center dan Madison Square Garden kemungkinan akan ditutup selama berbulan bulan karena virus menyebar dengna sangat cepat. Blasio mengatakan bahwa 24 jam terakhir sangat serius, karena situasu dan kondisi berubah dengan sangat cepat. Deklarasi itu memberikan New York City sejumlah otoritas baru, termasuk kemampuan untuk menetapkan jam malam, menutup transportasi umum, dan menutup ruang publik. Hal inilah yang membuat pada akhirnya S&P turun 9.5%, yang dimana merupakan hari terburuk dalam kurun waktu 3 dekade. Penurunan terdalam ini merupakan salah satu indicator bahwa investor tidak percaya dengan rencana fiskal peerintah dan tindakan stimulus dari The Fed tidak mamu untu mengimbangi dampak ekonomi dari virus corona.
4.STRATEGI
Saat ini Menteri Perindustrian tengah fokus memberikan stimulus kebijakan guna menjaga daya tahan manufaktur dalam negeri dalam menghadapi penyebaran virus Corona atau COVID-19. Saat ini pemerintah sedang menyiasati kebijakan ekonomi selanjutnya untuk meredam perlambatan yang lebih dalam dari dampak penyebaran tersebut. Penyebaran COVID-19 membuat kegiatan ekspor dan impor yang melibatkan China terganggu. Adapun, pasokan bahan baku industri sejumlah negara, termasuk Indonesia, sangat bergantung pada China. Sepanjang 2019, China menempati posisi pertama dalam pangsa impor nonmigas Indonesia senilai US$44,58 miliar atau 29,95 persen. Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah menyiapkan sederet insentif pajak mulai dari PPh 21, 22 hingga 25. Namun insentif itu dikhususkan untuk sektor manufaktur, dimana sitmulus yang di lakukan adalah pembebasan pajak gaji atau pajak penghasilan (PPh) 21 selama 6 bulan.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 4.799-5.089,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (13/3/2020).

