Indef : Bawang Putih Mahal, Kerugian Konsumen Capai 247 Miliar
Pasardana.id - Mahalnya harga bawang putih di pasar tradisonal membuat konsumen merugi hingga 247 miliar.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Mirah Midadan menjelaskan, angka tersebut berdasarkan kalkulasi pembelian bawang putih dengan rata-rata harga Rp50.000 per kilogram (kg) dalam rentang waktu dua pekan pertama pada Februari 2020.
"Ternyata harga kenaikan bawang putih per 2 Februari sampai 14 Februari menghasilkan kerugian konsumen rata-rata Rp247 miliar. Ini kerugian yang sangat luar biasa," ujar Mirah di Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Dijelaskan, asumsi perhitungan juga dengan mempertimbangkan total konsumsi bawang putih nasional yang berasal dari impor sebesar 480 ribu ton pada tahun lalu. Kenaikan harga diduga karena oknum importir yang menahan stok bawang putih di gudang.
Selain itu, kebijakan pemerintah juga dianggap tidak tepat dalam memenuhi permintaan bawang putih di tengah penyebaran virus corona baru Covid-19 di Tiongkok. Sebagian besar impor bawang putih nasional berasal dari Negeri Tirai Bambu tersebut.
Mirah bahkan menyatakan harga bawang putih di Jakarta adalah yang tertinggi dalam skala nasional. Hal ini tentunya menjadi anomali mengingat impor bawang masuknya dari pelabuhan di Jakarta.
Mirah menilai, biaya transportasi bawang putih di Jakarta menjadi lebih murah sehingga harga bawang putih di ibu kota semestinya lebih rendah dibandingkan daerah lainnya.
"Apakah setinggi itu demand di Jakarta? Atau ada permainan menahan stok bawang putih? Itu bisa saja terjadi," tandasnya.

