ANALIS MARKET (07/12/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi kembali beraksi pada pekan ini, namun diharapkan pelaku pasar hati hati karena imbal hasil berpotensi mengalami kenaikkan, yang itu artinya harga obligasi berpotensi turun.
Sejauh ini, capital inflow masih belum mendukung sepenuhnya penguatan harga obligasi saat ini, keluar masuknya asing membuat harga obligasi menjadi lebih ababil, namun stabil.
Sejauh ini, kami melihat perhatian pelaku pasar dan investor akan tertuju kepada pertemuan Bank Sentral Eropa, yang dimana tentu akan mengundang perhatian.
Pasalnya, perekononomian yang tengah tertekan saat ini akibat beberapa negara melakukan lockdown membuat pertumbuhan ekonomi Eropa kian terganggu.
Stimulus yang tadinya akan diberikan, ternyata masih terhalang oleh situasi dan kondisi politik yang membuat stimulus tidak akan berjalan dengan lancar.
Meskipun Bank Sentral Eropa berjanji untuk melakukan segalanya, namun kebijakan moneter tidak akan bisa melakukan semuanya sendirian.
Setiap kebijakan haruslah selalu bersatu padu untuk menopang perekonomian, apalagi lagi situasi dan kondisi perekonomian kian semakin sulit di Eropa.
Tingkat suku bunga mungkin tidak akan kembali turun, namun kebijakan non moneter akan kembali dinantikan.
Proyeksi Bank Sentral Eropa kedepannya pun akan menjadi tolok ukur tersendiri, apakah Eropa mampu bertahan atau tidak untuk melewati masa masa sulit seperti sekarang ini.
Quantitative easing masih akan menjadi perhatian sejauh mana Bank Sentral Eropa siap untuk melakukan segalanya untuk menopang perekonomian bahkan ketika kebijakan fiscal tidak memberikan bala bantuan.
Kehadiran vaksin yang tiba semalam di Indonesia, akan menjadi sebuah tanda tersendiri bagi pasar obligasi.
Kenaikkan ekspektasi dan harapan akan pemulihan ekonomi membuat pasar akan kembali menguat pekan ini khususnya bagi saham dan obligasi.
Obligasi memiliki kans atau peluang agar imbal hasil obligasi kembali mengalami penurunan, karena vaksin membuat tingkat resiko menjadi berkurang.
Nah, kalau imbal hasil obligasi mengalami penurunan, tentu nilai CDS kita juga pasti akan mengalami penurunan, yang itu artinya nilai resiko berinvestasi di Indonesia juga turun. Dan ketika nilai resiko tersebut turun, investor asing pasti akan kembali masuk ke dalam pasar obligasi kita.
Strategi front loading juga mungkin akan digunakan oleh pemerintah pada akhir tahun ini untuk menyerap obligasi lebih awal sebagai persiapan untuk tahun depan.
Namun cerita pada Senin (07/12) pagi hari ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas secara harga. Apakah tidak mungkin harga obligasi untuk menguat? Mungkin saja, tergantung bagaimana pelaku pasar dan investor memandang kehadiran vaksin pada hari ini.
“Kami merekomendasikan wait and see dengan potensi beli apabila pergerakan harga melebihi 75 bps,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (07/12/2020).
Adapun cerita di awal pekan ini akan kita awali dari;
1.SUKA DAN DUKA BANK SENTRAL EROPA
Bank Sentral Eropa akan melakukan pertemuan penting sebelum natal pada pekan ini untuk menentukan akan kemana arah kaki dari Bank Sentral Eropa akan melangkah. Bank Sentral Eropa diperkirakan akan memperpanjang program pembelian obligasi di masa pandemi selama 12 bulan penuh hingga pertengahan tahun 2022. Apabila langkah tersebut diambil, maka hal tersebut menjadi kabar yang sangat baik, karena diatas ekspektasi dan harapan dari para pelaku pasar dan investor. Belum lagi ada kabar bahwa nilai pembelian akan di naikkan hingga 500 miliar euro atau $608 miliar hingga total menjadi 1.85 triliun euro, dan semua itu akan diputuskan dalam pertemuan Bank Sentral Eropa pekan ini. Meskipun ada beberapa perbedaan pendapat, namun kami yakin bahwa para pembuat kebijakan tidak akan bermain main lagi untuk saat ini. Christine Lagarde sendiri sudah berjanji untuk melakukan apapun yang dibutuhkan untuk menopang perekonomian, oleh sebab itu dirinya akan berusaha untuk mencapai kata sepakat dengan 25 anggota lainnya. Beberapa para pembuat kebijakan menginginkan bahwa kenaikkan tidak lebih dari 500 miliar euro, namun kepala ekonomi dari Bank Sentral Eropa sendiri juga menginginkan untuk mengalami kenaikkan yang sesuai, dan 500 miliar euro dianggap cukup. Tindakan darurat saat ini dapat membuka jalan lebih lebar daripada tools yang lebih konvensional sebelumnya, dan para pembuat kebijakan membutuhkan kekuatan dan fleksibilitas yang luar biasa untuk menopang perekonomian dengan program pembelian obligasi senilai 1.35 triliun euro. Kami melihat bahwa sebetulnya Bank Sentral Eropa siap untuk melakukan segalanya, namun mereka sedang mengukur dampak dan resiko yang ditimbulkan ketika mereka melakukan suatu kebijakan. Beberapa anggota Dewan juga setuju bahwa terlalu dini untuk memutuskan sejauh mana program ini harus dijalankan untuk mencegah ketidakpastian berlanjut. Di satu sisi kami melihat bahwa hal tersebut penting agar pelaku pasar dan investor tetap percaya dan yakin bahwa bauran kebijakan cukup kuat untuk menopang perekonomian yang mana tengah berada dalam tekanan saat ini. Lagarde sendiri mengatakan bahwa pertemuan Bank Sentral Eropa pekan ini akan menjadi salah satu langkah untuk mengevaluasi ulang setiap kebijakan yang ada, khususnya terkait dengan pembelian asset darurat dan pinjaman bank sebagai salah satu tools yang disediakan. Para analyst juga mengantisipasi pinjaman jangka panjang yang baru dan mengantisipasi tingkat suku bunga berada di posisi yang rendah dalam waktu yang lama. Tidak hanya masalah terkait dengan kebijakan, namun kami melihat bahwa pertemuan Bank Sentral Eropa juga akan membahas mengenai target inflasi yang dimana mengalami penurunan. Oleh sebab itu, para pembuat kebijakan juga akan terfokus dengan target inflasi yang berada di 2%. Kami melihat hal ini sebagai sesuatu yang baik, oleh sebab itu harapannya adalah Bank Sentral Eropa dapat segera memberikan kepastian untuk apa yang akan mereka lakukan ke depannya, sehingga perekonomian dapat dengan segera menemukan jalannya untuk kebangkitan.

