ANALIS MARKET (12/11/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, berlanjutnya koreksi namun terbatas, meskipun capital inflow masih terus memberikan nafas bagi pasar obligasi untuk bertahan.
Pergerakan pasar obligasi diperkirakan masih akan mengalami pelemahan hingga akhir pekan ini, namun akan menjadi salah satu indicator yang baik untuk mulai melakukan akumulasi beli karena secara jangka menengah hingga panjang kami melihat masih ada trend penurunan imbal hasil untuk semua obligasi acuan.
Pertemuan Bank Sentral Eropa kemarin yang mengatakan bahwa prospek perekonomian masih belum pasti dan bergelombang, telah membuat Bank Sentral Eropa masih bergantung terhadap kebijakan PEPP dan TLROs sebagai alat utama kebijakan moneter mereka.
Namun demikian, Christine Lagarde mengatakan bahwa dirinya masih akan terus memantau perkembangan situasi dan kondisi yang ada sebelum melakukan kalibrasi ulang kebijakan khususnya pada bulan December.
Yang menarik pemirsa, Bank Sentral Eropa mengatakan bahwa pemulihan ekonomi memang sangat bergantung terhadap vaksin, namun pemulihan ekonomi tidak akan terjadi dalam waktu semalam.
Kami setuju pemirsa, karena dunia pasar menjadi gemerlap, karena adanya informasi bahwa vaksin tidak akan lama lagi, dan efektivitasnya sudah mencapai 90%.
Meskipun apa yang kita bahas disini adalah baru nanti dan akan, secara kenyataan vaksinnya belum ada. Oleh sebab itu, kehati hatian merupakan saat yang penting, karena lagi-lagi pasar di drive oleh ekspektasi dan harapan akan pemulihan perekonomian.
Apakah harga sekarang sudah price in? Mungkin saja.
Pertanyaannya yang menggelitik adalah, apakah nanti ketika efektivitas vaksin mencapai 100% dan sudah ada di pasar, harganya masih akan mengalami kenaikkan? Tentu!
Pasar masih akan bereaksi, bahkan mungkin lebih hype dari yang sekarang. Tapi lagi lagi, sebelum kearah sana kita harus mencermati setiap sentiment yang ada. Bank Sentral Eropa diperkirakan tidak akan menurunkan tingkat suku bunganya kembali, begitupun menurut kami.
Namun Bank Sentral Eropa mengatakan bahwa tidak ada yang tidak mungkin, apalagi saat ini beberapa kawasan perekonomian besar di Eropa sedang memasuki fase lockdown.
Oleh sebab itu, perjuangan sesungguhnya adalah menghadapi gelombang kedua sembari menanti vaksin itu tiba.
Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Kamis (12/11) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas.
“Kami merekomendasikan jual hari ini,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (12/11/2020).
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;
1.ANTARA GENGSI DAN RESESI
Saat ini China seperti lagi empet sama Australia pemirsa, ketegangan diantara keduanya membuat China menginginkan Australia berbuat lebih banyak untuk China. China hanya mengatakan bahwa Canberra tahu apa yang harus dilakukan untuk mengembalikan hubungan Australia dan China agar kembali seperti semula. China sejauh ini lebih pragmatis terhadap hampir semua mitra dagangnya. Asisten Menteri Perdagangan Li Chenggang mengatakan bahwa hubungan yang sehat merupakan hubungan yang membutuhkan perhatian dari kedua belah pihak, dan Australia seharusnya tahu lebih jelas daripada China terkait dengan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan hubungan antara China dan Australia. Ini seperti lagi orang pacaran pemirsa, yang satu minta di mengerti tapi tidak disampaikan bagaimana cara kita untuk mengerti :D. Ternyata eh ternyata, hubungan antara China dan Australia memburuk itu akibat Australia menginginkan dan mendorong penyelidikan asal usul virus corona yang dimana virus tersebut berasal dari China. Oleh sebab itu China marah dan mulai memberlakukan tarif pada impor dan meminta pada pedagangnya untuk berhenti membeli 7 komoditas dari Australia, sebut saja beberapa diantaranya ada batu bara, tembaga, anggur, lobster dan lain sebagainya. Terang saja Menteri dari Australia menyebut hal tersebut dengan pemaksaan dibidang ekonomi. Li dari China mengatakan bahwa saling menghormati merupakan salah satu dasar dan prasyarat bagi negara negara untuk melakukan Kerjasama. Sekali lagi China mendesak masyarakat di Australia untuk dapat memikirkan perbuatannya dan melakukan lebih banyak hal yang kondusif untuk saling percaya agar dapat bekerja sama dan membuat kemitraan yang strategi serta komprehensif antara China dan Australia agar dapat menciptakan situasi dan kondisi yang saling menguntungkan untuk bekerjasama secara bilateral di seluruh bidang. Wei Jianguo, mantan wakil Menteri Perdagangan dari China mengatakan bahwa Australia harus bertindak lebih dulu apabila ingin menenangkan suasana, dimulai dari Australia harus lebih berhati hati dalam membuat pernyataan yang tidak bertanggungjawab. Kedua, Australia harus mengimpor produk China berdasarkan prinsip WTO, khususnya dibidang 5G dan product digital lainya daripada menggunakan alasan keamanan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Yang terakhir, Wei mengatakan bahwa antara China dan Australia harus saling memperkuat rasa saling percaya, karena apabila tidak, maka situasi dan kondisi saat ini berpotensi akan menjadi lebih buruk dan tidak bisa diperbaiki. Sejauh ini pemerintah Australia belum berkomentar apapun terkait hal tersebut, Menteri Perdagangan Australia, Simon Birmingham mengatakan bahwa pemerintah Australia masih belum melakukan komunikasi apa apa dengan China dalam level Menteri. Saat ini masih ada masalah masalah yang mengkhawatirkan terkait dengan masalah hubungan antara Australia dan China, sejauh ini Birmingham mengatakan masih akan mengamati situasi dan kondisi sehingga setiap permasahan dapat ditemukan solusinya. Sebagai informasi, kenapa Canberra menjadi salah satu penyebabnya adalah karena Canberra melarang Huawei Technologies Co untuk membangun jaringan 5G nya ditengah tuduhan bahwa China melakukan politik campur tangan dalam pemerintahan Australia. Tentu saja China tidak tinggal diam, dan segera melakukan serangan balasan, apalagi dimata Australia, perekonomiannya sangat bergantung dengan China, karena China merupakan negara nomor 1 mitra dagang dengan Australia yang disusul kemudian oleh Japan, US, dan South Korea. Dan tidak hanya itu saja, Australia juga mencatatkan surplus terkait dengan perdagangannya dengan China bahkan menempati urutan nomor 1 sebesar $ 61.2 M. Tentu angka ini bukan main main, apalagi sekarang Australia sedang berusaha untuk melawan pelemahan perekonomiannya yang diakibatkan oleh wabah virus corona. Tentu saja hal ini akan menjadi pedang bermata dua bagi Australia, karena apabila Australia ingin keluar lebih cepat dari permasalahan ini, maka satu satunya jalan adalah menggunakan China sebagai katrol perekonomiannya, apalagi perekonomian China merupakan satu dari sedikit negara yang mengalami kebangkitan lebih cepat. Disatu sisi ada gengsi dan harga diri, disatu sisi Australia membutuhkan bantuan untuk keluar dari resesi. Tekanan terhadap Australia semakin bertambah tatkala beberapa media Australia juga mengatakan bahwa Australia harus melihat dari sisi yang berbeda terkait dengan prospek cerah dari kerjasama bilateral dengan China untuk mendorong hubungan bilateral keduanya untuk dapat berada di tempat yang seharusnya. Kementrian Perdagangan China sejauh ini menginginkan Australia dapat memberikan sebuah pandangan dan pendapat serta mengirimkan Menterinya ke China dan sekiranya dapat menyatakan minat terhadap rencana 5 tahun nya yang saat ini sedang berkobar di China. Situasi dan kondisi membutuhkan keputusan yang mendesak, oleh sebab itu kami berharap bahwa Australia dapat berfikir dengan jernih terkait akan hal ini.
2.SEBUAH PESAN DARI LAGARDE
Euphoria dan gegap gempita kenaikkan pasar dalam beberapa hari terakhir ini, ternyata membuat Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde kemarin menyampaikan beberapa pesan, khususnya terkait dengan dampak perekonomian langsung dari vaksin Covid 19 serta langkah langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh Bank Sentral Eropa. Lagarde mengatakan bahwa berita mengenai vaksin memang menggembirakan, namun saat ini kami masih menghadapi siklus yang berulang dari penyebaran virus serta melakukan pengetatan pembatasan sampai kekebalan tersebut dapat dicapai. Pemulihan mungkin tidak linier, tetapi mungkin agak goyang, dan itu semua akan sangat tergantung kapan vaksin dapat segera diberikan. Anggota Dewan Pengurus ECB Klass Knot mengatakan bahwa vaksin merupakan salah satu kabar yang sangat baik, karena dapat mendorong perekonomian menjadi lebih baik, namun untuk mewujudkan perekonomian yang lebih baik hal tersebut tidak terjadi dalam waktu semalam. Mungkin Pak Klass Knot kemarin belum sempat beli di harga terendah pemirsa, ketinggalan kereta :D. Lanjutnya, vaksinasi massal akan memakan banyak waktu, oleh sebab itu prospek perekonomian pada tahun 2021 masih akan terus bergelombang untuk waktu yang lama sampai pada akhirnya vaksin dapat tersedia sepenuhnya dan dapat diberikan kepada seluruh dunia. Namun memang apa yang disampaikan oleh Klass Knot merupakan sesuatu kebenaran. Pergerakan pasar dengan sampai hari ini belum menggunakan data diatas kertas yang sesungguhnya, dan vaksin yang kita bicarakan belum ada pada kenyataannya, namun akan ada nantinya. Oleh sebab itu pergerakan pasar masih akan didominasi oleh ekspektasi dan harapan, kedua kata ini yang selalu kerap kami gunakan untuk mencerminkan pergerakan pasar. Ekspektasi dan harapan akan perekonomian yang menjadi lebih baik dengan adanya vaksin, meskipun vaksinnya belum ada sekarang. Jangan lupa, kita juga pernah diiming imingi bahwa vaksin akan segera tiba, kehati hatian mencermati setiap sentiment akan menjadi sesuatu yang penting saat ini. Selain itu musuh dari pasar ini adalah diri kita sendiri, oleh sebab itu menjadi sebuah moment yang penting tatkala kapan diri kita tahu kapan saat yang tepat untuk masuk dan keluar. Karena apabila ada berita terkait dengan uji coba vaksin yang berlawanan dari situasi dan kondisi saat ini, maka pasar akan dengan sangat mudah berbalik arah. Christine Lagarde memberikan indikasi adanya kemungkinan untuk memangkas biaya pinjaman untuk bank lebih lanjut, serta menyesuaikan program pembelian asset terkait dengan pandemic yang masih terjadi saat ini. Dalam minggu minggu mendatang, Bank Sentral Eropa akan memiliki lebih banyak informasi yang akan menjadi dasar terkait dengan dengan keputusan untuk mengkaji kembali setiap keputusan yang ada, termasuk terkait dengan pemberlakuan lockdown sehingga dapat memberikan proyeksi perekonomian secara makro yang baru dan kejelasan lebih lanjut mengenai rencana fiscal dan prospek peluncuran vaksin. Saat ini semua opsi sudah ada di atas meja, PEPP (Pandemic Emergency Purchase Program dan TLTROs (Targeted Longer-Term Refinancing Operations) masih membuktikan bahwa mereka masih merupakan salah satu strategi yang efektif dan dinamis karena dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Oleh sebab itu PEPP dan TLTROs masih akan menjadi alat utama dalam menyesuaikan setiap kebijakan moneter Bank Sentral Eropa. Sejauh ini beberapa prospek terkait dengan penurunan tingkat suku bunga Bank Sentral Eropa banyak beredar meskipun kami sendiri melihat hal tersebut sudah sangat tidak mungkin, namun Knot mengatakan bahwa kemungkinan itu tetap ada dan mungkin saja dapat terjadi. Dirinya mengatakan bahwa Bank Sentral Eropa tidak akan mengecualikan tindakan apapun hingga bulan December mendatang. Sejauh ini kami cukup khawatir dengan gelombang kedua infeksi yang tentu dapat memberikan pukulan baru bagi perekonomian Eropa yang diperkirakan tadinya akan mengalami pemulihan. Selain itu penguatan Euro terhadap Dollar US juga menjadi salah satu perhatian, meskipun Bank Sentral Eropa tidak menargetkan kebijakan apapun terhadap nilai tukar, namun sebagai informasi kawasan Eropa merupakan kawasan yang sangat bergantung terhadap ekspor.

