Ekonomi Tetap Tumbuh Stabil dan Berkualitas di Tengah Ketidakpastian Global
Pasardana.id - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono menceritakan gambaran besar kondisi perekonomian global. Perekonomian dunia pada tahun 2018 menurut IMF mengalami perlambatan dengan realisasi pertumbuhan 3,6% di tengah ketidakpastian global.
Beberapa penyebabnya antara lain kebijakan perdagangan AS yang mengenakan tarif impor tambahan terhadap mitra dagang (trade war); ketegangan geopolitik dan ketidakpastian politik dan ekonomi Inggris pasca kesepakatan Brexit; normalisasi kebijakan moneter AS; dan moderasi pertumbuhan kawasan Eropa dan Tiongkok.
Di tahun 2019, pertumbuhan dunia diperkirakan konvergen sebesar 3,3%. Namun di tengah kondisi perekonomian dunia yang mengalami ketidakpastian tersebut, kondisi fundamental perekonomian Indonesia dapat dikatakan cukup baik dan stabil dalam beberapa tahun terakhir.
“Hal ini dibuktikan dari capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17% pada tahun 2018, tertinggi dalam 5 tahun terakhir,” kata Susiwijono dalam acara Diseminasi Outlook Perekonomian Indonesia 2019 di Universitas Airlangga Surabaya, Rabu (26/6/2019)
Tidak hanya mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kestabilan perekonomian Indonesia juga dicerminkan dari kondisi inflasi yang masih terkendali pada 3,13%.
Menurut Susiwijono, pencapaian tersebut didorong oleh tingginya investasi, terutama di sektor pertambangan dan manufaktur.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang semakin berkualitas juga dicerminkan dari perbaikan indikator-indikator sosial. Tingkat kemiskinan berhasil ditekan menjadi single digit sebesar 9,66%, terendah sejak tahun 1970.
Begitu pula tingkat ketimpangan atau Rasio Gini sebesar 0,384, terendah sejak Maret 2010 dan tingkat pengangguran sebesar 5,34%.
“Tren pertumbuhan ekonomi di atas 5% ini diperkirakan masih akan berlanjut di tahun 2019 dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%,” tambah Susiwijono.
Dari angka proyeksi tersebut, sektor-sektor unggulan seperti Industri Pengolahan, Perdagangan, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, serta Informasi dan Komunikasi diproyeksi akan mencatat pertumbuhan yang signifikan.
Ini sejalan dengan arah kebijakan ekonomi untuk mendorong industri, pariwisata, serta ekonomi digital.
Susiwijono menjelaskan, terlepas dari stabilitas performa ekonomi di tahun 2018, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi di tahun 2019.
Dalam lingkup domestik, pemerintah melihat adanya defisit transaksi berjalan, masih tingginya impor, peningkatan daya saing, isu ketenagakerjaan, serta bergulirnya era industri 4.0 sebagai tantangan yang perlu diatasi.
“Indonesia juga perlu mengantisipasi beberapa isu eksternal terkait perekonomian global yang perlu diantisipasi. Tantangan-tantangan yang ada juga bisa menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan,” sambungnya.