ANALIS MARKET (09/5/2019) : Rupiah Berpotensi Melemah Merespon Turunnya Cadangan Devisa

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, sebagian besar indeks futures bursa Asia tercatat ‘merah’, indikasi indeks di bursa Asia cenderung turun walaupun indeks di bursa global ditutup bervariasi semalam (08/5).

Adapun harga minyak mentah dibuka naik Kamis (09/5/2019) pagi ini dibandingkan pembukaan kemarin (08/5).

Sedangkan mata uang kuat Asia, yen dan HK dolar dibuka menguat terhadap USDolar pagi ini.

“Kondisi ini bisa menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini, tetapi kemungkinan rupiah melemah merespon turunnya cadangan devisa, menuju kisaran antara Rp.14.300 - Rp.14.320 per USD (kurs tengah Bloomberg),” jelas Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom SAM dalam riset yang dirilis Kamis (09/5/2019).

Lebih lanjut, riset SAM juga menyoroti posisi cadangan devisa (cadev) pada April 2019 yang tercatat sebesar US$124,3 miliar, atau turun US$200 juta dari US$124,5 miliar pada Maret 2019 karena pembayaran utang luar negeri pemerintah dan menurunnya devisa hasil ekspor migas.

Kemungkinan posisi cadev ini masih akan turun pada Mei-Juni karena faktor musiman terkait permintaan USDolar yang biasanya meningkat untuk kepentingan repatriasi aset termasuk repatriasi untuk ‘tax amnesty’ yang berakhir Juni ini, dan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan swasta.

 Sementara dari eksternal, ada potensi kesepakatan dagang AS-China akan gagal terkait dengan mundurnya China dari kesepakatan yang telah dibahas sebelumnya.

Dokumen yang diterima pada Jumat akhir pekan lalu membuat Presiden Trump mengancam menerapkan tarif terhadap barang impor China senilai US$200 miliar pada Jumat pekan ini.