ANALIS MARKET (09/4/2019) : IHSG Berpotensi Menguat, Diproyeksi Ditradingkan Pada Level 6.400 – 6.458
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, diperdagangan hari ini, Selasa (09/4/2019), tidak terlalu banyak sentiment yang terlihat, namun berita akan datang dari Brexit.
Theresa May sedang mencoba berkompromi rancangan Brexit baru terhadap oposisi Partai Buruh, dan pejabat kedua belah pihak yang tengah mengadakan pembicaraan bersifat teknis pada Senin malam.
Namun Jeremy Corbyn kembali mengkritik Pemerintah karena masih berada di titik permasalahan yang sama. Sedangkan kelompok inti para pemimpin Uni Eropa memusatkan perhatian terhadap perjanjian untuk menunda Brexit.
Disamping itu House of Lords juga menyetujui rancangan undang undang yang bertujuan untuk menghentikan Brexit tanpa kesepakatan.
Sementara itu, pembahasan perbatasan antara Amerika dan Mexico kembali memanas. Lagi lagi untuk kesekian kalinya Trump mengancam, apabila Mexico berhenti menangkap dan membawa para illegal kembali ke asalnya, Amerika akan kembali mengenakan tarif sebesar 25% dari semua mobil yang dibuat di Mexico. Jika itu tidak berhasil, maka Trump akan menutup perbatasan. Hal hal seperti ini kami melihat bukanlah hal yang baru ketika Trump mengancam menggunakan tarif sebagai bahan dasar negosiasi.
Hal ini pula yang digunakan untuk negosiasi terhadap China dan Jerman. Namun kali ini yang akan dilawan Trump bukanlah lagi secara personal terhadap Mexico, melainkan perjanjian NAFTA, kemudian perjanjian USMCA yang ditandatangani pada bulan October lalu. Perjanjian ini berisi tentang membebaskan Kanada dan Mexico dari Tarif yang dikenakkan Amerika sebanyak 2.6 juta kendaraan yang diimpor ke Amerika.
Disisi lain, tekanan atas penurunan rekomendasi saham Boeing dari beli menjadi netral turut mempengaruhi indeks utama Wall Street.
DJIA terbebani penurunan harga saham Boeing yang turun hingga 4.4%. Namun para pelaku pasar dan investor masih bisa memanfaatkan situasi sebelum musim laporan keuangan.
Sementara dari dalam negeri, cadangan devisa yang menunjukkan pertumbuhan pada bulan Maret meningkat 1.27 miliar menjadi 124.54 miliar USD dari 123.27 miliar USD. Posisi ini merupakan yang tertinggi dalam sebelas bulan terakhir. Sebelumnya, pada April 2018, cadangan devisa Indonesia pernah mencapai US$ 124,9 miliar.
Peningkatan cadangan devisa pada Maret 2019 dipengaruhi antara lain oleh penerimaan devisa migas dan penerimaan valas lainnya.
Selama 2019, cadangan devisa berangsur membaik. Pada Januari lalu, cadangan devisa sebesar US$ 120,10 miliar lalu meningkat jadi US$ 123,27 miliar pada Februari. Dengan demikian, cadangan devisa telah meningkat US$ 4,44 miliar selama tahun ini.
Hal tersebut tentunya memberikan dampak yang baik bagi perekonomian kita, yang dapat mencerminkan membaiknya perdagangan Indonesia dengan negara lain sehingga mendukung ketahanan makroekonomi dan system keuangan.
“Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG berpotensi menguat, koreksi pasar pada hari Senin (08/4), menurut kami hanya sebagian dari aksi profit taking dan rebalancing portfolio, dengan maksud antisipasi dan meminimalisir risiko menjelang pemilihan presiden dan legislatif yang akan dilakukan pada pekan depan. Kami memproyeksikan IHSG ditradingkan pada level 6.400 – 6.458,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (09/4/2019).

