ANALIS MARKET (16/4/2019) : IHSG Berpotensi Bergerak Mixed dan Ditradingkan Pada Level 6.415 – 6.453

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, informasi pagi ini akan datang dari perkembangan pertemuan antara China dan Amerika, yang dimana China sedang mempertimbangkan permintaan Amerika untuk menggeser beberapa tarif atas barang pertanian utama ke produk lain.

Hal ini dilakukan agar China lebih mudah untuk memenuhi proposal untuk membeli barang tambahan pertanian Amerika sebesar $30 miliar per tahun di atas tingkat kesepakatan pra-perdagangan sebagai bagian dari kesepakatan akhir.

Steven mengatakan, bahwa Amerika dan China semoga semakin dekat kepada pembicaraan babak Final.

Dibawah perjanjian yang diusulkan, China memiliki komitmen hingga tahun 2025 untuk membeli lebih banyak komoditas Amerika, kedelai dan produk energi, dan memperbolehkan Perusahaan Amerika untuk mempunyai kepemilikkan 100% Perusahaan Amerika yang beroperasi di China.

Ditengah kesepakatan yang terjadi, China terus meningkatkan kepemilikkan obligasi Amerika.

Kepemilikkan China tersebut meningkat $4.2 miliar menjadi $1.13T pada February dibandingkan bulan sebelumnya, diikuti oleh Jepang dengan kepemilikkan sebesar $1.07T, atau naik $2.2 miliar dari bulan January.

Berita selanjutnya dari Korea Utara Bersama Amerika, lagi lagi kembali Kim Jong Un mengutarakan keinginannya untuk bertemu kembali dengan Presiden Trump. Namun disatu sisi, Kim Jong Un juga tidak akan melakukan denuklirisasi. Oleh sebab itu, diharapkan dalam rentang 1 tahun ini, baik Amerika dan Korea Utara bisa mendapatkan kesepakatan baru.

Dari dalam negeri, BPS melaporkan nilai ekspor Maret 2019 mencapai US$ 14,03 miliar atau turun 10.01% YoY sedangkan nilai impor mencapai US$ 13,49 miliar atau turun sebesar 6.76% YoY.

Hal ini menyebabkan neraca perdagangan di Maret 2019 mengalami surplus sebesar US$ 540 juta. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari – Maret 2019 mencapai US$40,51 miliar atau turun 8,50% dibanding periode yang sama tahun 2018, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$37,07 miliar atau turun 7,83%.

“Kami melihat upaya pemerintah guna memperbaiki defisit neraca berjalan cukup berdampak. Kami memproyeksikan defisit neraca berjalan akan seiring membaik pada kuartal III 2019. Aliran investasi asing dan meningkatnya konsumsi dalam negeri pada kuartal II 2019 dinilai dapat menopang perbaikan dari defisit neraca berjalan. Indonesia mencatatkan surplus dengan negara negara; Amerika, India, Belanda, sementara deficit dengan Australia, Thailand, dan China. Perhatian berikutnya tentu adalah Pemilu yang akan diadakan esok hari, baik pasar saham maupun obligasi mungkin akan semakin mengurangi transaksinya hari ini, sehingga akan memberikan turunnya total transaksi dan frekuensi. Sebagai gambaran besar, sejak Pemilu 2004 kami melihat apabila yang menang petahana, IHSG dan Rupiah akan bergerak menguat, dan yield obligasi cenderung turun. Namun apabila yang menang calon yang berbeda, tentu IHSG dan Rupiah juga akan bergerak menguat, yield obligasi juga turun, namun tidak sebanyak Petahana. Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG berpotensi bergerak mixed dan ditradingkan pada level 6.415 – 6.453,” terang analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (16/4/2019).