ANALIS MARKET (04/3/2019) : IHSG Diproyeksi Bergerak Menguat dan Diperdagangkan Direntang Harga 6.470 – 6.519
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pekan ini dimulai dengan penantian dari pertemuan China’s National People’s Congress yang akan dimulai hari Selasa (05/3) nanti.
Perdana Menteri, Li Keqiang akan memberikan pidato tahunannya dan mengumumkan target pertumbuhan ekonomi.
Pertemuan ini akan terfokus kepada pelonggaran moneter dan fiscal ekonomi China yang saat ini melambat.
Hal ini akan menjadi perhatian bagi para pelaku pasar dan investor melihat apa yang akan dilanjutkan oleh China selanjutnya.
Adapun hari Kamis (07/3) nanti, Pertemuan Bank Sentral Eropa akan menjadi tolok ukur perkembangan kenaikkan tingkat suku bunga Bank Sentral Eropa. Meskipun kami menilai tidak ada perubahan, namun gambaran secara garis besar tetap akan menjadi perhatian pasar.
Apabila ternyata The Fed menahan tingkat suku bunga tahun ini yang diikuti oleh ECB yang juga menahan tingkat suku bunga, tentu capital inflow di Emerging Market salah satunya Indonesia tentu akan mengalami peningkatan.
Lebih lanjut, analis Pilarmas menyebutkan, dari antara semua penantian, pertemuan antara Presiden Trump dan Xi Jinping yang tampaknya akan dilakukan secepatnya pada pertengahan March 2019 akan menjadi sesuatu yang patut ditunggu.
Tentu hal ini merupakan sesuatu yang sangat baik karena meskipun Robert Lighthizer bersikap pesimis, namun dukungan dari berbagai pihak akan mendorong kesepakatan ini terjadi.
China juga menawarkan untuk menurunkan tarif pada pertanian Amerika, bahan kimia, mobil dan produk lainnya.
Tidak sampai disitu, sebagai bagian dari kesepakatan, China juga berjanji untuk mempercepat jadwal penghapusan batasan kepemilikkan asing pada Perusahaan mobil, dan akan mengurangi tarif kendaraan impor hingga di bawah persentase saat ini yaitu 15%. Tentu hal ini merupakan sesuatu yang baik untuk mengawali pekan ini.
Dari dalam negeri, rilis data inflasi bulan Februari yang tumbuh lebih rendah dari bulan Januari dan mencatatkan deflasi sebesar -0.08%. Salah satu penyebab deflasi kali ini adalah komponen energi yang juga mengalami deflasi sebesar 0.28% dari bulan lalu.
Hal tersebut terjadi karena adanya penurunan sejumlah komoditas BBM NonSubsidi. Turunnya harga BBM pada bulan Februari tersebut menyusul ditetapkannya Kepmen ESDM No 19K/10/MEM/2019 tentang formula harga jual eceran untuk jenis BBM umum dan minyak solar yang masih berlaku pada tanggal 10 Februari 2019.
Harga BBM memiliki bobot yang cukup besar terhadap perhitungan inflasi setelah itu bahan makanan. Inflasi Februari 2019 berada pada 2.57% lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang berada pada 2.75%.
“Secara teknikal, kami memproyeksikan IHSG bergerak menguat dan di perdagangkan pada rentang harga 6.470 – 6.519 untuk perdagangan hari ini,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (04/3/2019).