ANALIS MARKET (22/2/2019) : Rupiah Berpotensi Melemah Terkerek Sentimen Regional

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, sebagian besar indeks futures bursa Asia terlihat ‘merah’, indikasi ada potensi koreksi indeks di bursa Asia hari ini, Jumat (22/2/2019), ditambah sentimen negatif  dari bursa AS yang semalam (21/2) kompak turun dan harga minyak mentah yang dibuka turun pagi ini.

Adapun mata uang kuat Asia, yen dan Sin dolar dibuka melemah terhadap USDolar pagi ini.

“Kondisi ini bisa menjadi sentimen pelemahan Rupiah hari ini menuju kisaran antara Rp14.080 - Rp14.100 per USD (kurs tengah Bloomberg),” jelas Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom SAM dalam riset yang dirilis Jumat (22/2/2019).

Lebih lanjut, riset SAM juga menyoroti RDG BI kemarin (21/2) yang memutuskan suku bunga acuan 7DRR tetap di level 6%.

Keputusan tetap ini seiring dengan fokus BI untuk menstabilkan neraca eksternal untuk pengendalian defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman.

BI telah menaikkan suku bunganya sebesar 175 bps sejak Mei hingga Desember 2018 lalu. Namun demikian, suku bunga kredit perbankan belum naik secara signifikan, bahkan untuk suku bunga kredit konsumsi turun 0,67% pada Desember 2018 dibandingkan Mei 2018 sebagai indikasi fokus bank yang cenderung memperbesar kredit konsumsi.

Sementara dari eksternal, The IHS Markit US Manufacturing PMI turun menjadi 53,7 pada Februari 2019 dari 54,9 pada Januari 2019, sedangkan untuk ‘composite index’ tercatat naik menjadi 55,8 pada Februari dari 54,4 pada Januari karena kenaikan pada sektor jasa-jasa.

Indeks PMI masih diatas level 50 yang menunjukkan masih ekspansi.