ANALIS MARKET (14/2/2019) : Rupiah Berpotensi Menguat Menuju Kisaran Antara Rp14.030 - Rp14.050 per USD

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, ada potensi indeks di bursa Asia akan bergerak ‘mixed’ terlihat dari indeks futures-nya yang bervariasi, tetapi dengan kecenderungan naik, terbantu sentimen naiknya sebagian besar indeks di bursa global semalam (13/2) dan harga minyak mentah yang dibuka naik pagi ini.

Adapun mata uang kuat Asia, Yen dan HK dolar dibuka menguat terhadap USDolar pagi ini.

“Kondisi ini bisa menjadi sentimen penguatan Rupiah hari ini menuju kisaran antara Rp14.030 - Rp14.050 per USD (kurs tengah Bloomberg),” sebut Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom SAM dalam riset yang dirilis Kamis (14/2/2019).

Lebih lanjut, riset SAM juga menyoroti, posisi asing di SBN per 12 Februari 2019 tercatat sebesar Rp.926,98 triliun, naik 3,8% ytd.

Struktur kepemilikan SBN tercatat 25,7% dimiliki perbankan Indonesia, 5,5% dimiliki BI, 30,86% dimiliki non bank domestik, dan 37,9% dimiliki oleh non-resident (investor asing).

Untuk tahun fiscal 2019, pemerintah berencana terbitkan surat utang sebesar Rp833,94 triliun (gross).

Sementara itu, dari sentiment eksternal, defisit anggaran AS untuk Desember 2018 mencapai US$14 miliar, turun dari November yang sebesar US$23 miliar. Turunnya ini sebagian karena efek dari government shut down yang dimulai pada 22 Desember 2018 hingga 25 Januari 2019.

Defisit anggaran pemerintah tahun fiscal 2018/2019 ditargetkan mencapai US$985 miliar, naik dari US$833 miliar pada tahun fiscal 2017/2018.

Kenaikan defisit tersebut membuat proyeksi utang pemerintah pada akhir tahun fiscal 2018/2019 mencapai US$22 triliun (gross).