ANALIS MARKET (10/1/2025): Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

foto: ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income BNi Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) melemah pada sesi perdagangan kemarin.

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 3 bp menjadi 7,11%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 3 bp menjadi 7,18%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 3 bp ke level 7,21%.

Level yield curve SUN 10-tahun saat ini telah melampaui batas atas estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,88 - 7,16%.

Sedangkan volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp15,7 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp13,6 triliun.

FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp3,3 triliun dan Rp1,9 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,9 triliun.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah sebesar 0,04%, bergerak dari level Rp16.211/US$ di hari Rabu menjadi Rp16.217/US$ di hari Kamis.

Dari eksternal, Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung negatif, tercermin dari peningkatan yield US Treasury (UST) dan level Credit Default Swap (CDS) Indonesia.

Yield curve UST 5-tahun meningkat tipis sebesar 1bp menjadi 4,46%, dan yield curve UST 10-meningkat sebesar 1bp menjadi 4,68%.

Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia meningkat sebesar 2bp menjadi 80bp.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas pada harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0084, FR0086, FR0101, FR0104, FR0087, FR0096, FR0100,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Jumat (10/1).