ANALIS MARKET (20/11/2019) : Pasar Obligasi Masih Berpotensi Mengalami Penguatan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi bergerak bervariasi setelah lelang yang diadakan Pemerintah kemarin (19/11).

Ditengah tengah ketidakpastian hubungan dan kesepakatan antara Amerika dan China, ternyata para pelaku pasar dan investor masih menaruh banyak harapan terhadap pasar obligasi dalam Negeri.

Apalagi setelah LPS diumumkan kembali memangkas tingkat suku bunganya, tentu hal ini akan menjadi katalis positif juga bagi pergerakan pasar obligasi.

“Namun demikian, kami melihat bahwa pergerakan pasar obligasi secara teknikal analisa akan menjadi bervariatif hari ini. Obligasi tenor pendek dan panjang, kami melihat masih akan bergerak positif dan mengalami penguatan, namun tenor menengah kami melihat masih ada potensi penurunan,” ungkap analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (20/11/2019).

Ditambahkan, sejauh ini sentiment-sentiment yang tersedia diatas meja masih belum terlalu dapat menggerakkan pasar lebih tinggi lagi. Sentimen yang itu lagi itu lagi, hanya membuat pasar menjadi flat.

Adapun yang menjadi sorotan pelaku pasar di pagi hari ini, kita awali dari;

1.CERITA CINTA AMERIKA DAN CHINA SEMAKIN RUNYAM

Donald Trump mengeluarkan ancaman terhadap China untuk memberikan tarif yang lebih tinggi untuk barang barang China jika China tidak segera membuat kesepakatan perdagangan. Komentar itu muncul selama pertemuan antara Trump dengan kabinetnya sejak hari Selasa kemarin. Bersamaan dengan komentar pedas itu, sebetulnya negosiasi tetap berjalan diantara kedua belah pihak. Kesepakatan yang akan digunakan antara Amerika dan China adalah kesepakatan yang kemarin 6 bulan lalu berantakan, sekarang akan digunakan sebagai patokan untuk menentukan berapa banyak tarif yang harus dikurangi pada tahap awal perjanjian kesepakatan tahap pertama. Saat ini Amerika dan China sedang berusaha melakukan negosiasi yang sangat ketat, mendekati tahap final kesepakatan pada perjanjian tahap pertama yang dimana mulai mendiskusikan mengenai skala kenaikkan tarif dengan kondisi yang akan ditetapkan didalamnya. Dari informasi White House mereka masih membahas proporsi yang tepat yang akan dibahas secara internal oleh Amerika. Disatu sisi, China mengklaim bahwa semua bea masuk yang diberlakukan setelah Mei akan segera di hapuskan, dan kemudian tarif yang dikenakan sebelum itu akan dinaikkan secara bertahap. Diskusi yang sedang dibahas saat ini adalah kemungkinan pengembalian dana termasuk tarif awal sekitar $250 miliar untuk produk produk China oleh Presiden Trump. Para pejabat di Amerika saat ini memiliki pandangan yang berbeda tentang seberapa banyak cakupan kesepakatan fase pertama termasuk porsi tarif yang akan disepakati oleh Amerika dan yang akan dibatalkan. Setelah kedua Negara sepakat dengan hal tersebut, maka selanjutnya Amerika dan China dapat mengurangi tingkat tarif sesuai dengan yang disepakati bersama. Sejauh ini Juru bicara Robert dan White House menolak untuk memberikan komentar. Sejauh ini, jika China dan Amerika mencapai perjanjian tahap pertama, tingkat penghapusan tarif harus mencerminkan pentingnya perjanjian kesepakatan tahap pertama. Penting atau tidak pentingnya perjanjian tahap pertama, harus dinilai dari kedua sisi, baik dari sisi Amerika maupun dari China.

2.LPS MENURUNKAN TINGKAT SUKU BUNGA PENJAMINAN

Hasil pertemuan dewan komisioner, dalam keterangan LPS dimana menurunkan suku bunga penjaminan untuk simpanan rupiah dan valuta asing pada bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR). Besarannya masing-masing 25 basis poin (bps) sehingga tingkat bunga penjaminan LPS untuk simpanan rupiah pada bank umum sebesar 6,25% dan valuta asingnya 1,75%. Sementara untuk tingkat bunga penjaminan BPR rupiah 8,75%. Langkah ini di putuskan berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain suku bunga simpanan perbankan masih melanjutkan tren penurunan pasca penurunan suku bunga kebijakan moneter sebesar 100 bps sepanjang Juli-Oktober 2019, dan juga risiko serta prospek likuiditas perbankan yang stabil dengan kecenderungan turun di tengah seimbangnya pertumbuhan simpanan dan kredit, stabilitas sistem keuangan (SSK) yang terkendali seiring meredanya volatilitas di pasar keuangan meski risiko ketidakpastian global masih tinggi. LPS juga mempertimbangkan bahwa perbankan masih dalam proses penyesuaian terhadap penurunan suku bunga kebijakan moneter. Selain itu dinamika berbagai faktor-faktor ekonomi dan stabilitas sistem keuangan yang akan mempengaruhi kondisi likuiditas ke depan, maka LPS akan terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap perkembangan suku bunga simpanan. Sejauh ini kami menilai bahwa hal ini merupakan hal yang positif, sehingga akan mendorong pasar obligasi mendapatkan sentiment yang baik untuk mengalami penguatan. Tapi apakah akan berpengaruh banyak? Well, kita dapat melihatnya pada pergerakan pasar hari ini.

“Kami merekomendasikan wait and see hari ini, pergerakan pasar obligasi yang bergerak melebihi 55 bps, akan menjadi arah selanjutnya bagi pasar obligasi,” sebut analis Pilarmas.