ANALIS MARKET (17/10/2019) : Aksi Beli dengan Volume Terbatas Direkomendasikan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi pada akhirnya berhasil menembus batas resistensinya, kemarin (16/10).

Dan inilah yang akan menjadi bantalan berikutnya bagi pasar obligasi untuk terus bergerak ke arah penguatan. Ruang penguatan masih tersedia, dan cukup besar.

Fokus utamanya adalah menjaga konsistensi penguatan ini untuk bisa terus terjadi, sehingga mendorong imbal hasil untuk terus mengalami penurunan. Ketika imbal hasil obligasi mengalami penurunan, tentu hal ini akan memberikan impact yang positif terhadap nilai CDS Indonesia yang akan mendorong arus capital inflow untuk terus mengalir.

Adapun sentiment yang menjadi sorotan pelaku pasar di pagi hari ini;

1.Brexit memasuki tahap kritis, sepakat atau tidak?

Pembicaraan Inggris dengan Uni Eropa sudah memasuki tahap akhir. Namun masih ada optimis vs pesimis disana, karena kami melihat kedua pihak masih terkunci dalam diskusi penting, dan diharapkan hal ini dapat dicapai sebelum kTT yang akan terjadi Uni Eropa pada akhir pekan ini. Kesepakatan harus dicapai pada hari Rabu apabila ada peluang untuk disetujui oleh Uni Eropa, dan disetujui juga oleh Parlement Inggris pada akhir pekan. Jika ternyata pada akhirnya kesepakatan tidak disetujui, maka Johnson secara hukum berkewajiban untuk meminta Uni Eropa untuk memperpanjang proses Brexit hingga ke tanggal terakhir Brexit yaitu 31 October 2019. Perdana Menteri Irlandia, Leo Varadkar juga mengatakan bahwa masih ada cukup banyak masalah masalah luar biasa yang belum terselesaikan, khususnya permasalahan Irlandia Utara terutama masalah seputar bea cukai dan PPN. Jika kesepakatan tercapai, para pemimpin Uni Eropa harus meratifikasinya pada pertemuan puncak mereka pada hari Kamis dan Jumat, kemudian harus disetujui oleh Mayoritas Anggota Parlement Inggris pada pertemuan puncak pada hari sabtu.

2.Keraguan mulai muncul terkait dengan claims kemenangan Trump atas China

Kesepakatan yang kemarin membuat pasar sumringah, ternyata tampaknya mulai dicurigai oleh pasar. Para pelaku pasar dan investor tampak ragu terutama mengenai janji China untuk meningkatkan pembelian produk pertanian dari Amerika. Selama pembicaraan pekan lalu, Trump mengatakan bahwa China setuju untuk membeli produk pertanian Amerika senilai $40 miliar hingga $50 miliar dalam kurun waktu 2 tahun. Apa yang diberikan oleh Amerika pun juga masih belum jelas atas apa yang dilakukan oleh China, kesepakatan atau pembatalan kenaikkan tarif pada bulan Desember nanti. China juga mengatakan akan membeli produk pertanian Amerika berdasarkan permintaan dan harga pasar. Kementrian Luar Negeri China juga mengkonfirmasi bahwa apa yang disampaikan oleh Trump konsisten dengan apa yang di pahami oleh China, namun dengan rincian yang masih kurang detail untuk saat ini. Namun kami melihat bahwa hal ini sebetulnya juga sudah disampaikan oleh Steven beberapa waktu lalu bahwa dalam beberapa pekan mendatang, Amerika dan China akan bekerja lebih keras untuk mendapatkan kesepakatan tersebut yang dimana akan ditanda tangani pada bulan November nanti. Segala sesuatu tentu akan dibahas untuk dituang dalam perjanjian. Oleh sebab itu kami juga menilai bahwa pasar terlalu dini untuk menilai apakah yang disampaikan oleh Amerika dan China bias atau tidak. Menunggu merupakan hal yang paling membosankan, namun yang menarik adalah ketika Trump pada pertemuannya dengan Presiden Italia, Sergio Mattarella mengatakan bahwa China sudah mulai membeli dari petani, dan ini akan menjadi bekal yang bagus bagi Trump untuk bertemu dengan Xi Jinping pada bulan November nanti pada pertemuan APEC di Chili. Ini artinya bahwa kesepakatan meskipun belum ada hitam di atas putih, namun sudah ada komitmen bagi China untuk membeli, dan ini akan menjadi hal yang baik ketika ada keraguan yang muncul disana.

3.The Fed melaporkan bahwa dampak kebijakan perdagangan Amerika terus mengaburkan ekonomi Negara tersebut

The Fed menyampaikan bahwa perang perdagangan Amerika dan China yang saat ini sudah memasuki 15 bulan lamanya, telah menyerat pertumbuhan ekonomi Amerika. Aktivitas manufacture telah turun ke level terendahnya dalam kurun waktu 10 tahun. Data ekonomi ini dikumpulkan dari diskusi Bank Sentral dengan seluruh pebisnis di dalam Negeri Amerika. Mereka juga menyatakan bahwa pebisnis berharap fase ekspansi ekonomi akan terus berlanjut, namun, tentu akan menurunkan pandangan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam 6 – 12 bulan mendatang. Beberapa distrik mengatakan bahwa ketegangan perdagangan yang terus menerus, dan melambatnya pertumbuhan global akan membebani aktivitas ekonomi. Data Amerika juga mengatakan bahwa penjualan Ritel Amerika telah turun untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 7 bulan.

“Kami merekomendasikan beli hari ini dengan volume terbatas, tetap cermati sentimen yang terjadi saat ini,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (17/10/2019).