Bapenas : Pinjaman Luar Negeri Jangan Terlalu Dianggap sebagai Pilihan Buruk

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia anti-pinjaman luar negeri. Namun demikian, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai, pinjaman luar negeri jangan terlalu dianggap sebagai pilihan yang buruk, apalagi jika pemerintah memang membutuhkan dana besar untuk pembangunan infrastruktur.

"Tapi yang jelas, untuk pinjaman, kita sedang menengok pinjaman yang project loan, pinjaman untuk proyek infrastruktur," kata Direktur Keuangan Negara dan Analisa Moneter Kementerian Bappenas Sidqy L P Suyitno di Kantor Pusat Bappenas, Jakarta, Selasa (3/5/2016).

Lebih lanjut dijelaskan, pinjaman luar negeri bunganya masih di bawah 5 persen, sedangkan bond (surat utang negara/SUN) yield-nya 10 persen.

Adapun komposisi SUN sendiri, saat ini sebanyak 40 persen sudah dimiliki asing. Padahal, batas aman komposisi asing dalam obligasi pemerintah dinilai berada di kisaran 20 persen.

"Kendati SUN memiliki zero risk atau nyaris tanpa risiko, namun jika ada guncangan ekonomi global, arus dana keluar (capital outflow) tetap akan sulit dicegah," jelasnya.

Di pasar modal sendiri, lanjutnya, yang rentan terhadap terjadinya capital outflow, komposisi dana yang dimiliki asing bahkan mencapai 60 persen dari sekitar Rp4.000 triliun.

"Itu Rp2.300 triliun (60 persen dana asing di pasar modal) yang sedetik bisa terbang semua. Kalau SUN kan tidak, tapi kalau ada proxy war (perang proksi) ya bisa aja pemerintah asing nekan kita. Asing selalu punya kepentingan," tandas Sidqy.