Jawab Tantangan Transformasi Ekonomi Digital, Cryptoevent Bakal Gelar Blockchain Indo 2018
Pasardana.id – Kehadiran teknologi Blockchain di Indonesia diyakini masih berada pada tahap awal. Meski demikian, Indonesia dipercaya memiliki potensi ekonomi digital yang diperkirakan bernilai 130 miliar USD pada tahun 2020.
Bari Arijono, pendiri dan CEO Digital Enterprise Indonesia (DEI) mengatakan, bahwa di tahap awal revolusi digital ini, banyak sektor industri yang mulai meluncurkan program transformasi digital, belum lagi industri keuangan yang sedang menjajaki kolaborasi dengan FinTech.
Ia menilai, Pemerintah Indonesia harus siap untuk membuat peraturan baru mengenai perkembangan teknologi digital ini, seperti bagaimana mata uang digital di masa depan dapat merespon tantangan ekonomi yang semakin berat.
"Akankah Blockchain dapat mengubah gaya hidup orang Indonesia? Jika Anda melihat apa yang telah diterapkan di negara lain, jawabannya sangat terlihat,” ucap Bari, dalam siaran pers, Rabu (25/4/2018).
Menyikapi kondisi tersebut, pada tanggal 11 & 12 Mei 2017 mendatang, akan digelar konferensi & pameran internasional tentang Blockchain, Fintech, Bisnis Digital, dan Aset Digital bertajuk Blockchain Indo 2018 di Kempinski Grand Ballroom, Thamrin, Jakarta Pusat.
Banyak pembicara terkemuka dari berbagai spesialisasi dari seluruh dunia yang telah mengonfirmasikan kehadirannya, diantaranya; Gebhard Scherrer (co-founder DATUM), Ville Oehman (praktisi dana investasi yang terdaftar di Otoritas Moneter Singapura), Matthew J. Martin (CEO Blossom Finance), Robert Ryu (Korean Venture crypto-fund) dan Dr Zaharuddin AR (ICO berbasis syariah asal Malaysia). Selain itu akan hadir pula peserta-peserta dan eksibitor dari berbagai negara.
Nikolay Volosyankov, CEO Cryptoevent yang merupakan penyelenggara Blockchain Indo 2018 mengatakan, bahwa pihaknya menerima banyak minat dari para peserta dari perusahaan teknologi yang kebanyakan adalah perusahaan Blockchain, Fintech dan Digital Asset dari seluruh dunia termasuk Indonesia.
“Untuk pertama kalinya dalam konferensi yang pernah kami selenggarakan, kami memiliki pembicara dan peserta pameran yang terkait dengan Keuangan Islami,” ujar Nikolay.
Asal tahu saja, Cryptoevent sebelumnya telah menyelenggarakan konferensi serupa di St. Petersburg, Moskow (Rusia), Minsk (Belarus) dan Almaty (Kazakhstan), di mana ribuan peserta telah berpartisipasi untuk mengejar isu-isu terbaru dan teknologi baru di bidang Blockchain, Digital Asset dan Fintech.
Selain bekerjasama dengan berbagai mitra internasional, dalam konferensi ini CryptoEvent juga bermitra dengan perusahaan lokal yaitu Global Citra Media sebagai penyelenggara acara lokal dan Halojasa.com sebagai mitra pemasaran lokal dan juga Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia (ADEI) yang memungkinkan para pemain global dalam teknologi Blockchain untuk bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang dari Asia Tenggara terutama Indonesia.
Selain pemain biasa dalam mata uang digital, acara internasional ini akan mempertemukan para pemain dalam Bisnis Digital, Startup TI, Pengembang Aplikasi Internet, Marketeers Digital, dan perusahaan Fintech-base untuk mengumpulkan dan memperluas jaringan mereka.
Ajang ini juga akan menjadi tempat diskusi tentang berbagai topik dan masalah mengenai Blockchain yang memiliki prospek besar dalam waktu dekat.
ICO dan perusahaan teknologi dari seluruh dunia termasuk yang terkait dengan Keuangan Islam seperti Bayanat Fintech dan Blossom Finance akan mempresentasikan proyek blockchain mereka, namun tidak akan ada perdagangan mata uang kripto selama acara tersebut, untuk mematuhi peraturan lokal.
Konferensi ini juga memungkinkan pihak yang berkepentingan dan pemangku kepentingan untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan informasi tentang pasar global aset digital serta mata uang kripto.
“Masalah regulasi dan ekonomi serta dampak terhadap lingkungan bisnis akan dibahas dalam forum. Konferensi ini akan memberikan masukan kepada berbagai perusahaan, pelaku industri dan peserta biasa tentang bagaimana teknologi blockchain akan merevolusi bisnis dan meningkatkan efisiensi dalam ekonomi. Kami juga mengharapkan banyak investor dan modal ventura untuk menghadiri konferensi ini untuk menjajaki peluang di pasar Indonesia yang sangat besar ini,” ucap Denis Gutnik, Relationship Manager event Blockchain Indo 2018.
Sementara itu, Abas A Jalil, CEO Amanah Capital Group Limited sekaligus pakar keuangan di pasar Asia Tenggara, yang akan berbicara pada konferensi tersebut, mengatakan bahwa Asia Tenggara, terutama pasar Indonesia memiliki potensi besar untuk sektor Blockchain dan fintech, khususnya di Keuangan Islam dan Bisnis Digital.
“Konferensi ini akan menjadi tempat pembukaan untuk kemajuan lebih lanjut dalam teknologi baru ini di Asia Tenggara terutama untuk Indonesia sendiri,” ucap Abas A Jalil.

