ANALIS MARKET (26/4/2018) : IHSG Bergerak Mixed dengan Kecenderungan Menurun Hari Ini

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Bursa regional diperdagangkan mixed pagi ini, seiring naiknya US Dollar Index ke atas level 91 serta tingkat imbal hasil pemerintah Amerika diatas level 3%.

Sebelumnya, Dow Jones naik 0.25% pada level 24,083.8 semalam (25/4), seiring kenaikan saham Boeing atas kinerja 1Q 2018 yang baik.

Adapun indeks harga saham gabungan (IHSG) turun dibawah level terendah sebelumnya pada level 6,140 kemarin (25/4), sehingga mengkonfirmasi pola koreksi teknikal.

“Menyikapi kondisi tersebut diatas, kami memperkirakan IHSG bergerak mixed dengan kecenderungan menurun hari ini dipicu aksi jual investor asing serta depresiasi Rupiah,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam laporan riset yang dirilis Kamis (26/4/2018).

Lebih lanjut, riset Kiwoom juga menyebut beberapa aksi korporasi yang layak dicermati pelaku pasar, antara lain;

Rencana penetapan harga DMO gas bumi 
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini masih melakukan diskusi dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk menetapkan harga khusus gas bumi untuk pembangkit listrik. Penerapan harga domestic market obligation (DMO) gas untuk menurunkan biaya produksi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bersumber bahan gas. Langkah ini merupakan konsekuensi pemerintah melarang PLN menaikkan tarif listrik hingga akhir tahun 2019. Sebelumnya, ketentuan harga gas yang diatur dalam Permen ESDM No 45/2017 dengan harga gas setara 14.5% dari harga Indonesia Crude Price (ICP). 

IPO - BTPN Syariah 
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (BTPN Syariah) telah mendapat pernyataan efektif OJK terkait rencana penerbitan maksimal 770.37 juta lembar saham melalui proses IPO. Dengan harga penawaran Rp 975 per lembar maka target perolehan dana mencapai Rp 751.11 Miliar. Masa penawaran umum berlangsung 27 April hingga 2 Mei dengan tanggal pencatatan 8 Mei. Seluruh dana hasil IPO akan dialokasikan untuk penyaluran pembiayaan. 

ACST - Kinerja 3M 2018 
PT Acset Indonusa (ACST) membukukan kenaikan laba bersih 3M 2018 sebesar 26% menjadi Rp 38.92 Miliar dari sebelumnya sebesar Rp 30.61 Miliar pada 3M 2017 lalu. Kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan sebesar 45% pada 3M 2018 menjadi Rp 733.72 Miliar, naik dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 506.22 Miliar. Proporsi pendapatan terbesar perusahaan diperoleh melalui sektor infrastruktur dengan porsi 72%, sektor konstruksi sebesar 14%, sektor pondasi 7%, serta sektor lainnya sebesar 7%. 

ASII - Belanja modal 
PT Astra International (ASII) menganggarkan belanja modal senilai Rp 29 Triliun atau meningkat 22% dibandingkan belanja modal tahun lalu senilai Rp 22 Triliun. Sumber dana belanja modal berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan. Belanja modal terbesar akan dialokasikan kepada PT United Tractors (UNTR) senilai Rp 12 Triliun atau setara 41% dari total belanja modal. Di sektor agribisnis senilai Rp 2 triliun kemudian anak usaha, PT Marga Mandala Sakti (MMS) senilai Rp 2 triliun untuk penyelesaian dan pelebaran jalan tol Tangerang Merak. Perluasan cabang industri otomotif senilai Rp 2,7 Triliun. Perseroan mengalokasikan kepada PT Serasi Autoraya untuk penambahan mobil logistik senilai Rp 1,8 triliun. Dana belanja modal ASII juga dialokasikan untuk investasi dalam bentuk kepemilikan saham salah satunya, proyek pelabuhan Patimban (Jawa Barat). 

CTRA - Rencana non-preemptive rights 
PT Ciputra Development (CTRA) berencana menerbitkan maksimal 1.85 miliar lembar saham baru (10% saham) tanpa HMETD (non-preemptive rights) pada harga minimum Rp 1,191 per lembar saham. Rencana penambahan modal merupakan langkah antisipasi kebutuhan peningkatan modal dalam 2 tahun kedepan. Rencana tersebut dapat dilakukan dalam kurun waktu 2 tahun setelah mendapat persetujuan RUPSLB pada 4 Juni 2018.