ANALIS MARKET (04/5/2018) : IHSG Bergerak Mixed Hari Ini

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Bursa regional diperdagangkan mixed dengan kecenderungan menurun pagi ini.

Sebelumnya, Dow Jones naik 5 poin ditutup pada level 23,930 semalam (03/5), setelah mengalami penurunan 400 poin pada sesi pembukaan. Investor dibayangi sentimen kenaikan tingkat bunga global.

Adapun indeks harga saham gabungan (IHSG) turun kemarin (04/5), seiring meningkatnya kekuatiran investor atas depresiasi kurs Rupiah serta potensi kenaikan tingkat bunga global.

“Menyikapi beberapa kondisi tersebut diatas, kami memperkirakan IHSG bergerak mixed hari ini, memasuki akhir pekan dimana beberapa saham penggerak pasar telah memasuki teritori jenuh jual (oversold),” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam laporan riset yang dirilis Jumat (04/5/2018).

Lebih lanjut, riset Kiwoom juga menyebut beberapa aksi korporasi yang layak dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;

AKRA - Divestasi aset 
PT AKR Corporindo (AKRA) menargetkan perolehan dana sekitar Rp 1.7 Triliun hingga Rp 2 Triliun pada 2018 dari divestasi empat aset perusahaan. Salah satunya, divestasi pabrik sorbitol Khalista di China senilai Rp 1.32 Triliun yang pelunasannya akan selesai pada Agustus 2018. Selain itu, AKRA berencana menual perusahaan batu bara di Kalimantan Tengah senilai Rp 64 Miliar pada Maret 2018. Saat ini, AKRA sedang memproses divestasi dua aset lain yang berhubungan dengan lini bisnis konsesi jalan dan pelabuhan, serta intermediate stockpile yang dalam proses mencari pembeli potensial. Tujuan divestasi dikarenakan perseroan ingin fokus di bisnis distribusi bahan bakar dan kimia serta kawasan industri Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE) 

GIAA - Opsi pendanaan 
PT Garuda Indonesia (GIAA) tengah mengkaji opsi pendanaan melalui skema sekuritisasi aset berupa pendapatan dari rute penerbangan. Opsi itu merupakan pilihan pendanaan eksternal, selain obligasi global dan sindikasi perbankan. Perseroan sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan untuk rencana penerbitan obligasi global maksimal US$ 750 Juta. Melihat kondisi global dengan adanya potensi perseroan menerbitkan surat utang tersebut dibawah nominal maksimal. Perseroan berniat melakukan refinancing atas obligasi senilai Rp 2 Triliun yang jatuh tempo pada 5 Juli 2018. Selain itu, GIAA juga berencana refinancing surat utang US$ 500 Juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2020. 

POLY - Rencana ekspansi 
PT Indopoly Swakarsa Industry (IPOL) melakukan langkah-langkah reformasi internal dan menyusun bisnis modal baru yang dapat menawarkan solusi kemasan secara total kepada pelanggan. Hal itu untuk menjamin pertumbuhan perseroan di tengah persaingan pasar yang ketat. Perseroan fokus melakukan inovasi secara berkelanjutan untuk produk film yang lebih ramah lingkungan, serta mengembangkan dan menciptakan produk high end guna memenuhi atau menciptakan kebutuhan pelanggan. Selain itu, perseroan melakukan penelitian dan pengembangan teknis bersama beberapa perusahaan besar (FMCG) terkemuka untuk menghasilkan konsep kemasan baru yang lebih menarik dan inovatif. 

SIMP - Tambah kapasitas produksi minyak goreng 
PT Salim Ivomas Pratama (SIMP) akan menambah kapasitas produksi pabrik penyulingan minyak sawit di Surabaya dari 300,000 ton menjadi 420,000 ton per tahun. Peningkatan produksi ditargetkan akan selesai pada akhir tahun ini. Saat ini, SIMP memiliki lima pabrik penylingan CPO dengan kapasitas produksi sebesar 1.4 juta ton per tahun. Dari lima pabrik tersebut satu pabrik berada di Surabaya, dua di Jakarta, satu di Bangka Belitung dan satu pabrik di Medan. Lima pabrik penyulingan minyak sawit menghasilkan minyak goreng, margarin serta shortening. 

UNTR - Proyek PLTU PAMA-1 
PT United Tractors (UNTR) menargetkan penyelesaian proyek PLTU PAMA-1 di Barunang (Kalimantan) yang berkapasitas 2x15 MW pada tahun 2019. Saat ini, proses pengerjaan sudah mencapai 80% dari target perseroan. Sekitar 60% tenaga listrik yang dihasilkan dari PLTU tersebut akan dialirkan untuk kebutuhan internal. Adapun sisanya akan djual ke PLN, sehingga bisa memberikan kontribusi bagi perseroan. Selain itu, perseroan tengah membangun PLTU-4 yang berkapasitas sebesar 2x1,000 MW di Jepara (Jawa Tengah) yang ditargetkan selesai pada 2H 2021.