ANALIS MARKET (23/4/2018) : IHSG Bergerak Cenderung Menurun Hari Ini Dibayangi Depresiasi Kurs Rupiah
Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Bursa regional diperdagangkan mendatar dengan kecenderungan negatif pagi ini.
Sebelumnya, Dow Jones turun 0.8% pada level 24,462.9 dipicu koreksi saham Apple serta kecenderungan tingkat bunga global. Tingkat imbal hasil obligasi Pemerintah Amerika naik diatas level 2.9% hari Jumat.
Adapun indeks harga saham gabungan (IHSG) turun hari Jumat (20/4), menguji level support.
“Menyikapi beberapa kondisi tersebut diatas, kami memperkirakan IHSG bergerak cenderung menurun hari ini dibayangi depresiasi kurs Rupiah serta kecenderungan kenaikan tingkat bunga global,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam laporan riset yang dirilis Senin (23/4/2018).
Lebih lanjut, riset Kiwoom juga menyebut beberapa aksi korporasi yang layak dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;
BJBR - Kinerja FY 2017
PT Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) membukukan kenaikan laba bersih 2017 sebesar 3%Yoy menjadi Rp 459.9 Miliar VS Rp 448.6 Miliar pada 2016 lalu. Pendapatan bunga bersih tercatat naik sebesar 4%Yoy menjadi Rp 1.52 Triliun pada tahun lalu. Posisi CAR pada akhir 2017 tercatat sebesar 17.33% (17.04% pada 2016) dengan NPL Gross 1.62% (1.62% pada 2016), ROE 22% (22.27% pada 2016) dan LDR 81.63% (80.24% pada 2016).
BTPN - Kinerja FY 2017
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) membukukan kenaikan laba bersih 2017 sebesar 12%Yoy menjadi Rp 535.27 Miliar VS Rp 478.06 Miliar pada 2016 lalu. Pendapatan bunga bersih tercatat naik sebesar 0.02%Yoy menjadi Rp 2.38 Triliun pada tahun lalu. Posisi CAR pada akhir 2017 tercatat sebesar 24.80% (23.93% pada 2016) dengan NPL Gross 1.01% (0.91% pada 2016), ROE 13.84% (13.03% pada 2016), dan LDR 95.88% (94.32% pada 2016).
JSMR & WSKT - Induk sub holding tol Trans Jawa
PT Jasa Marga (JSMR) dan PT Waskita Toll Road (WTR), anak perusahaan PT Waskita Karya (WSKT), tengah mengkaji pendirian perusahaan patungan yang akan menjadi induk sub holding pengelolaan ruas tol Trans Jawa. Kedua perusahaan akan segera melanjutkan ke pembagian kepemilikan saham perusahaan patungan tersebut.
Nantinya, JSMR akan bertindang sebagai pemilik mayoritas dalam perusahaan patungan sub holding Trans Jawa. Manajemen JSMR mengungkapkan, JSMR berencana membentuk sub holding Trans Jawa agar dapat mengurangi liabilitas perseroan terkait utang pendanaan.
PANR- Terbitkan MTN
PT Panorama Sentrawisata (PANR) berencana menerbitkan medium term notes (MTN)II tahun 2018 senilai Rp 300 Miliar dengan tingkat kupon 9.37% per tahun. Perseroan berencana menerbitkan seri A maksimum Rp 200 Miliar dengan tenor 370 hari, dan seri B sebanyak-banyaknya Rp 100 Miliar dengan tenor tiga tahun. MTN tersebut akan digunakan perseroan untuk refinancing. Perseroan telah menunjuk PT BCA Sekuritas sebagai penjamin emisi efek.
PBSA - Dirikan anak usaha di Malaysia
PT Paramita Bangun Sarana (PBSA) mendirikan anak usaha di Malaysia dengan ngama Paramita Bangun Sarana Sdn Bhd yang dikhususkan untuk menggarap proyek-proyek di Malaysia. PBSA akan mendirikan anak usaha di Serawak untuk menggarap proyek konstruksi industri sawit (CPO). PBSA berharap dapat memulai menggarap proyek di Malaysia yang sekarang ini sedang dalam negosiasi. Nantinya, tidak di sektor kelapa sawit, anak usaha PBSA melirik peluang bisnis lain. Industri makanan dan farmasi juga menjadi target pasar.
WSBP - Kontrak baru
PT Waskita Beton Precast (WSBP) membukukan perolehan kontrak baru senilai Rp 2.12 Triliun pada 1Q 2018, sekitar 18.4% dari target perolehan tahun ini yang mencapai Rp 11.52 Triliun. WSKT mendapat beberapa kontrak baru bulan April senilai total Rp 233 Miliar yang terdiri dari kontrak National Capital Integrated Coastal Development senilai Rp 121 Miliar, ruas jalan tol Kunciran-Parigi senilai Rp 28 Miliar, dan pekerjaan Hyundai senilai Rp 84 Miliar.
WSKT - Kontrak baru
PT Waskita Karya (WSKT) membukukan perolehan kontrak baru senilai Rp 3.6 Triliun pada 1Q 2018, sekitar 5.1% dari target perolehan tahun ini yang mencapai Rp 70 Triliun. WSKT membukukan perolehan kontrak baru senilai Rp 11.65 Triliun pada 1Q 2017 lalu, sekitar 21.2% dari target Rp 55 Triliun untuk FY2017.

