ANALIS MARKET (14/3/2018) : IHSG Bergerak Mixed Cenderung Negatif Hari Ini

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Bursa regional diperdagangkan mendatar dengan kecenderungan negatif pagi ini.  

Adapun indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah mendekati support, kemarin (13/3). Penembusan ke bawah level S1 berpotensi memicu koreksi lanjutan ditengah maraknya aksi jual investor asing.

Sementara itu, Dow Jones turun 0.7% pada level 25,007 seiring kekuatiran investor atas pemecatan Tillerson dan melarang Qualcomm diakuisisi oleh Broadcom.  

“Menyikapi beberapa kondisi diatas, kami memperkirakan IHSG bergerak mixed cenderung negatif hari ini,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam laporan riset yang dirilis Rabu (14/3/2018).

Lebih lanjut riset Kiwoom juga menyebutkan, beberapa isu/sentiment serta aksi korporasi yang layak dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;

Sektor batubara - Revisi aturan harga batubara khusus 
Keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk membatalkan ketentuan harga batu bara khusus bagi PLTU yang beralaku surut. Melalui Kepmen ESDM No.1410 K/30/MEM/2018, pemerintah mengubah Kepmen ESDM No.1395 K/30/MEM/2018 tentang Harga Jual Batubara untuk Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum.

Dalam peraturan baru penetapan harga khusus tidak berlaku surut dan penerapan haga khusus di mulai sejak peraturan ini ditetapkan pada tanggal 12 Maret 2018 hingga 31 Desember 2019. Menurut ketentuan sebelumnya yang diterbitkan pada 9 Maret 2018, harga batubara berlaku surut yang berarti penjualan batubara yang telah dilakukan sejak 1 Januari 2018 harus disesuaikan. 

ITMG - Belanja modal 
PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) menganggarkan belanja modal senilai US$ 107.1 juta pada tahun ini. Sumber dana anggaran belanja modal berasal dari kas itnernal perusahaan. Belanja modal akan digunakan untuk investasi mesin dan peralatan serta pengembangan infrastruktur. Nilai belanja modal pada tahun ini naik 115.28% dibandingkan realisasi belanja modal pada tahun lalu senilai US$ 49.6 Juta.

Manajemen mengungkapkan karena pada tahun ini perseroan berencana mengakuisisi tambang baru. ITMG menargetkan volume penjualan batubara mencapai 25 juta ton dan volume produksi batubara ditargetkan mencapai 22.5 juta ton pada tahun ini. 

SIDO - Rencana ekspansi 
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) akan memulai ekspor produk ke Myanmar dan Kamboja tahun ini. Perseroan bersama dengan distributor lokal kedua negara telah menandatangani perjanjian kerjasama terkait penyaluran produk. Dengan penambahan pasar, perseroan yakin kontribusi ekspor minimal mencapai 5%.

Sementara itu, tahun lalu perseroan mencatat kontribusinya sekitar 2.5% terhadap total pendapatan. Disamping ekspasni jalur pemasaran, Industri Jamu dan Farmasi Siod juga akan merampungkan pembangunan pabrik Tolak Angin II pada Juni 2018. 

SRAJ - Merger dengan Bogor Medical Center 
PT Sejateraraya Anugrajaya (SRAJ), pengelola Mayapada Hospital berencana emrger dengan PT Bogor Medical Center (BMC), rumasakit swasta di Bgor. SRAJ akan melaksanakan merger melalui metode akuisisi dan menjadi perusahaan hasil merger. Nilai pasar wajar BMC adalah Rp 19.76 juta per saham, sementara SRAJ senilai Rp 282 per saham.

Rasio konversi saham BMC ke saham SRAJ adalah 1:70,099.67 berarti 15,185 saham BMC akan dikonversi menjadi 1.06 miliar saham SRAJ. Pemegang saham SRAJ akan terdilusi 91.12%. SRAJ akan meminta persetujuan pemegang saham melalui RUPSLB pada 4 Mei 2018. 

WIKA - Kinerja FY 2017 
PT Wijaya Karya (WIKA) membukukan kenaikan laba bersih FY 2017 sebesar 14%Yoy menjadi Rp 1.2 Triliun Vs Rp 1.05 Triliun pada FY 2016 lalu. Naiknya kinerja didukung oleh kenaikan pendapatan sebesar 67%Yoy menjadi Rp 26.17 Triliun. Laba operasi tercatat naik 13%Yoy menjadi Rp 1.46 Triliun pada FY 2017.