Pecahkan Rekor, Volume Investasi Properti Q4 2017 se-Asia Pasifik Mencapai US$52 Miliar

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset konsultan property Jones Lang LaSalle (JLL) menyebutkan, volume investasi property se- Asia Pasifik pada kuartal terakhir (Q4) 2017 mencapai US$52 miliar atau mencapai level tertinggi volume investasi properti se- Asia Pasifik. Adapun angka ini naik 16 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2016.

Riset JLL juga menyebutkan, negara-negara favorit untuk berinvestasi seperti Hong Kong, Australia dan Jepang, semuanya mengalami peningkatan volume transaksi, dengan pasar Hong Kong yang memimpin didepan.

Data JLL mencatat, volume transaksi Q4 2017 mencapai US$7,4 miliar, meningkat 171 % dibandingkan tahun lalu. Hal ini didorong oleh transaksi besar seperti penjualan Wheelock 8 Bay East di Kwun Tong senilai US$1,15 miliar.

Australia (+40 persen) dan Jepang (+31 persen) serta terdapat dibawah adalah Hong Kong.

Adapun angka volume transaksi Hong Kong ini tidak termasuk penjualan The Center senilai US$ 5,2 miliar yang ditutup pada awal tahun 2018.

Menurut Joseph Tsang, Managing Director dan Kepala Pasar Modal di JLL Hong Kong, penjualan The Center menjadikannya gedung perkantoran termahal dan transaksi properti terbesar dalam sejarah di Hong Kong, yang melebihi penjualan Murray Road di Central senilai US $ 2,98 miliar pada bulan Mei.

"Nilai modal perkantoran Grade A melonjak 17,5 persen pada tahun 2017, ini merupakan pertumbuhan terkuat di antara semua sektor real estate," ungkap Tsang dalam siaran pers, Senin (19/2).

Ditambahkan, terbatasnya persediaan aset kantor Grade A untuk dijual dapat menghambat aktivitas investasi di tahun 2018.

"Kami percaya bahwa masih terdapat permintaan yang cukup untuk meningkatkan nilai kapital sebesar 10%," lanjut Tsang.

Sementara itu, investor institusional dan dana kekayaan sovereign dari Singapura dan Hong Kong menghasilkan total volume transaksi pada Q4 2017, masing-masing sebesar US$ 2,9 miliar dan US$ 2,2 miliar di Asia Pasifik. Hal ini masih berhubungan dengan tren peningkatan alokasi portofolio real estate.

Di beberapa wilayah, sektor perkantoran mencapai separuh dari keseluruhan volume transaksi pada Q4 2017.

Sektor ritel bangkit kembali dengan mencapai seperempat volume transaksi di Q4 2017. Hal tersebut didukung oleh pertumbuhan sektor ritel di Hong Kong dengan penjualan ritel mencatat pertumbuhan terkuat (7,5% dibanding tahun lalu) dalam tiga tahun belakangan.

Sydney dan Melbourne bukan lagi kota yang menjadi tempat unggulan untuk investasi di Australia

Australia tetap menjadi pilihan utama bagi para investor karena menawarkan keuntungan yang relatif lebih tinggi dan prospek pertumbuhan sewa yang kuat di Sydney dan Melbourne serta sebagai salah satu pasar real estate paling transparan di dunia.

Menurut data JLL, volume investasi di Australia mencapai US $ 7,2 miliar pada Q4 2017, lebih tinggi dibandingkan dengan Q4 2016 sebesar US$ 5,2 miliar.

"Investor dari Singapura, Hong Kong, Jepang, Amerika Serikat dan Kanada terus fokus pada properti utama meski kurangnya stoknya yang tersedia. Sementara Sydney dan Melbourne tetap menjadi tujuan investasi yang disukai, dengan harga yang lebih bersaing dan kurangnya kesempatan, telah mengakibatkan peningkatan aktivitas investasi di Brisbane, Perth, Adelaide dan Canberra. Pasar properti komersial Brisbane menyumbang lebih banyak aktivitas investasi selama kuartal tersebut (US$ 1,9 miliar) dibanding Melbourne yang mencapai US $ 1,1 miliar," menurut Andrew Ballantyne, Head of Research, JLL Australia.

Investor asing tetap aktif di Jepang

Lebih lanjut, riset JLL juga menyebutkan, volume transaksi di Jepang mencapai US$ 10,5 miliar pada Q4 2017, naik dibandingkan tahun lalu sebesar 31% dan investor-investor asing tetap aktif.

Norges Bank Investment Management, perusahaan dana pensiun dari Norwegia, melakukan investasi real estate pertama mereka di Asia Pasifik, yaitu di Tokyo pada bulan Desember 2017, yang bekerjasama dengan Tokyu Land dengan meraup portofolio untuk lima aset ritel utama.

"Jepang tetap menjadi salah satu pasar utama bagi investor di Asia Pasifik karena rendahnya biaya hutang dan ketersediaan transaksi. Perdagangan luar negeri yang kuat telah membantu mendorong ekspansi ekonomi terpanjang dalam hampir dua dekade dan akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan dalam jangka pendek. Tokyo tetap berada di daftar pertama bagi para investor, mencapai 45,5% dari total volume transaksi di Q4. Investor juga telah melihat ke luar Tokyo yaitu di prefektur Chiba, Kanagawa,Saitama dan sekitarnya, yang mencapai 22,2%dari total volume investasi di Q4. Beberapa transaksi terbesar tahun 2017 telah terkonsentrasi di daerah luar kota metropolitan Tokyo, khususnya Yokohama," ungkap Takeshi Akagi, Head of Research, JLL Jepang.