ANALIS MARKET (04/10/2018) : IHSG Hari Ini Berpotensi Melemah, Dua Faktor Ini Penyebabnya
Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (3/10), Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi (-0.13%) ke level 5,867. Sektor yang mengalami kenaikan terbesar pada sektor industri agrikultur (+0.71%) dan pertambangan (+0.21%), sedangkan sektor yang mengalami penurunan terbesar di sektor barang konsumsi (-0.85%) dan properti (-0.40%). Sementara investor asing melakukan net sell di semua perdagangan saham sebesar Rp242,3 milyar.
Analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus menjelaskan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), membuat Pemerintah melakukan kebijakan dana hasil ekspor (DHE), dimana yang dilonggarkan adalah tarif pajak DHE yang disimpan di dalam negeri dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dilakukan untuk menarik minat eksportir menyimpan devisa hasil ekspornya di dalam negeri.
Menurut Nico, ada dua sentiment negative dari luar negeri yang cukup berpengaruh, pertama adalah Inflasi Turki yang keluar kemarin (03/10), mencapai 24.52%, inflasi ini merupakan yang tertinggi selama 1.5 dekade meskipun Bank Sentral Turki telah menaikkan tingkat suku bunga acuannya sebanyak 625 bps.
Yang kedua, datang dari Powell dalam pidatonya di Boston kemarin (03/10), yang menyambut baik kenaikkan upah di Amerika berdasarkan data yang terakhir.
Powell menambahkan bahwa dia akan tetap dengan laju kenaikan suku bunga gradual yang dijalankan oleh The Fed sambil memantau risiko yang dapat muncul di dalam kondisi sekarang ini, yaitu kondisi rendahnya tingkat tenaga kerja dan inflasi. “Perpaduan langkah yang stabil, inflasi rendah dan tingkat pengangguran rendah, merupakan fakta bahwa kita masih berada di masa yang luar biasa,” dalam pidato Powell.
Dia juga menyampaikan bahwa, dengan kebijakan sekarang, ia berharap dapat memperpanjang fase ekspansi dalam perekonomiannya yang masih berlangsung.
Selain itu, pejabat The Fed juga mengkonfirmasi proyeksi kedepannya akan ada empat kenaikkan lagi hingga akhir 2019. Hal ini seiring sejalan dengan Dot Plot yang telah diberikan The Fed sebelumnya, bahwa akan ada kenaikkan tingkat suku bunga dalam beberapa tahun kedepan.
Situasi dan kondisi tersebut akan memberikan lebih banyak gambaran tentang apa yang akan terjadi dengan tingkat suku bunga Indonesia dalam beberapa tahun depan.
“Secara teknikal, kami melihat indeks IHSG hari ini berpotensi melemah dengan support dan resistance di level 5,836 - 5,910,” sebut Nico dalam laporan risetnya yang dirilis Kamis (04/10/2018).

