ANALIS MARKET : IHSG Diprediksi Bergerak Mixed dengan Kecenderungan Positif Hari Ini

foto : istimewa

Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas memperkirakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak mixed dengan kecenderungan positif hari ini ditengah aksi wait and see investor menjelang rapat FOMC 13-14 Juni dan RDG pada 14- 15 Juni.

Prediksi ini didasari beberapa factor, antara lain; Dow Jones turun 36.3 poin ditutup pada level 21,235.67. EIDO turun 1.2% pada level 26.66 hari Jumat lalu.

Adapun bursa regional diperdagangkan mixed hari ini menjelang rapat FOMC 13-14 Juni dimana kami memperkirakan the Fed menaikkan tingkat bunga acuan (Fed Fund Rate) sebesar 25 basis poin dalam rapat FOMC minggu ini.

Sebelumnya, diperdagangan Senin kemarin, IHSG sedikit rebound dengan candlestick membentuk pola piercing yang mengindikasikan potensi berlanjutnya rebound hari ini.

“Menyikapi kondisi diatas, kami memperkirakan IHSG bergerak mixed dengan kecenderungan positif hari ini ditengah aksi wait and see investor menjelang rapat FOMC 13-14 Juni dan RDG pada 14- 15 Juni," sebut analis Kiwoom Sekuritas, yang dilansir dari laman resminya, Selasa (13/6/2017).

Lebih lanjut diungkapkan, beberapa aksi korporasi dari para emiten juga perlu dicermati pelaku pasar. Aksi korporasi tersebut, diperkirakan dapat mempengaruhi pola pergerakan indeks diperdagangan hari ini, antara lain;

IPO - PT Totalindo Eka Persada 
PT Totalindo Eka Persada (TEP) menetapkan harga (initial public offering/IPO) sebesar Rp310 per lembar saham. Harga tersebut berada pada rentang bawah dari kisaran penawaran antara Rp300 hingga Rp490 per lembar saham. TEP berencana menjual 1.66 miliar lembar saham baru.

Dengan temikian target perolehan dana mencapai Rp516.46 Miliar. Masa penawaran umum berlangsung pada 12-13 Juni dengan penjatahan pada 15 Juni dan listing pada 16 Juni 2017. TEP menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, dan PT Indo Premier Sekuritas sebagai penjamin emisi efek. Sebagian besar dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dan 35% untuk pembayaran utang, dan 5% untuk pengembangan bisnis di bidang konstruksi melalui pembelian mesin, alat berat, dan peralatan konstruksi.  

BMRI - Ekspansi ke tiga negara ASEAN 
PT Bank Mandiri (BMRI) sedang menjajaki bisnis di tiga negara ASEAN, Filipina, Myanmar dan Malaysia pada tahun ini. BMRI menganggarkan dana senilai Rp 10 Triliun untuk ekspansi ke tiga negara ASEAN pada tahun ini dengan akuisisi bank atau mendirikan usaha.

BMRI berencana mengakuisisi salah satu bank lokal di FIlipina dan berminat menjadi pemegang saham mayoritas. Sementara itu, BMRI memastikan akan membuka cabang di Malaysia pada akhir tahun 2017 dan total memiliki tiga cabang di Malaysia. BMRI akan masuk ke Myanmar melalui pendirian anak usaha dengan masuk ke bisnis non-bank seperti mikro atau multifinance. 

PBSA - Rencana akuisisi 
PT Paramitra Bangun Sarana (PBSA) berencana mengakuisisi perusahaan struktur baja untuk memastikan pasokan serta meningkatkan efisiensi usaha. Proses akuisisi masih dalam tahap negosiasi. Kebutuhan dana akuisisi akan berasal dari hasil IPO. PBSA mendapat persetujuan RUPS untuk mengubah alokasi dana hasil IPO senilai total Rp 360 Miliar pada akhir tahun lalu.

Manajemen meningkatkan alokasi modal kerja menjadi 60% dari dana hasil IPO dari 40% sebelumnya. Alokasi untuk belanja modal diturunkan dari 25% menjadi 5%. Dengan demikian PBSA menurunkan alokasi belanja modal tahun ini menjadi Rp 17.5 Miliar dari Rp 85 Miliar sebelumnya. 

WSKT - Tender penjualan aset dan saham Waskita Toll Road 
PT Waskita Karya (WSKT) akan membuka tender pelepasan kepemilikan di beberapa luas tol dan 22% saham PT Waskita Toll Road (WTR). Perseroan menargetkan perolehan dana sebesar Rp 7 Triliun hingga Rp 8 Triliun dari hasil penjualan sekitar enam hingga tujuh ruas tol beserta saham WTR.

Proses tender tersebut masih dalam tahap persiapan due diligence, dan penyebaran memo penawaran kepada investor. Sebanyak 14 investor yang berminat berasal dari dalam dan luar negeri, diantaranya UEM Group Bhd (Malaysia), salah satu perusahaan dari Macquarie Group (Australia), serta beberapa perusahaan Tiongkok. Sementara itu dari dalam negeri berasal dari PT Jasa Marga (JSMR) dan Taspen.