BI Sebut Pertumbuhan Ekonomi 2017 Berpotensi Lebih Tinggi Dari Perkiraan Semula
Pasardana.id - Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan 2017 berpotensi lebih tinggi dari perkiraan semula dengan tetap dalam kisaran 5,0-5,4% dan akan meningkat menjadi antara 5,1-5,5% pada tahun 2018.
Asisten Gubernur BI, Dody Budi Waluyo mengungkapkan beberapa faktor yang mendasari prediksi ini, antara lain; Perbaikan ekonomi dunia terus berlanjut dengan kecenderungan lebih tinggi terutama didorong oleh perbaikan pertumbuhan ekonomi Eropa dan Tiongkok.
Di Eropa, pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih tinggi seiring perbaikan kinerja ekspor, peningkatan investasi, serta perkembangan sektor keuangan yang semakin kondusif.
Sementara itu, perekonomian Tiongkok diperkirakan lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya sejalan peningkatan kinerja perdagangan internasional dan kegiatan konsumsi swasta yang tetap kuat.
"Adapun perekonomian AS diperkirakan tetap tumbuh sesuai proyeksi didukung oleh aktivitas konsumsi dan produksi yang solid. Perekonomian India diperkirakan tumbuh sesuai revisi proyeksi ke bawah akibat dampak negatif demonetisasi dan penerapan pajak GST," ujar Dody, di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (19/10/2017).
Ditambahkan, sejalan dengan prospek perekonomian global yang membaik, volume perdagangan dunia dan pertumbuhan harga komoditas non-migas diperkirakan lebih tinggi dari asumsi semula.
Sementara itu, perekonomian Indonesia pada triwulan III 2017 diperkirakan tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya. Perkiraan perbaikan ekonomi didukung oleh ekspansi fiskal dan pelonggaran kebijakan moneter.
“Konsumsi pada triwulan III diperkirakan tumbuh ditopang oleh penyaluran gaji ke-13 PNS dan penyaluran bantuan sosial serta realisasi belanja barang Pemerintah yang tinggi," terang Dody.
Lebih lanjut dijelaskan, perbaikan investasi diperkirakan terus berlanjut didukung investasi bangunan yang tumbuh cukup tinggi dan investasi nonbangunan yang membaik sebagaimana tercermin antara lain pada meningkatnya penjualan alat-alat berat untuk sektor pertambangan dan perkebunan serta meningkatnya impor mesin-mesin dan perlengkapan untuk keperluan industri pengolahan.
Ditambahkan, sejalan dengan perbaikan ekonomi global, ekspor diperkirakan membaik terutama pada produk tambang dan perkebunan.
Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) serta sektor industri pengolahan.
Meski demikian, lanjut Dody, ke depan, sejumlah risiko global tetap perlu diwaspadai, antara lain; kenaikan FFR pada Desember 2017, dampak normalisasi neraca bank sentral AS yang mulai dilaksanakan pada akhir Oktober 2017, serta transisi kepemimpinan bank sentral AS.
Selain itu, terdapat risiko geopolitik yang berasal dari Spanyol dan proses transisi kepemimpinan di beberapa negara Eropa.
Di Asia, terdapat risiko geopolitik yang berasal dari semenanjung Korea.
“Menyikapi kondisi tersebut, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan 2017 berpotensi lebih tinggi dari perkiraan semula dengan tetap dalam kisaran 5,0-5,4% dan akan meningkat menjadi antara 5,1-5,5% pada tahun 2018," tandas Dody.