ADB : Telah Terjadi Penurunan Jumlah Pekerjaan

foto : istimewa

Pasardana.id - Laporan terbaru Bank Pembangunan Asia (ADB) mencatat, bahwa telah terjadi penurunan jumlah pekerjaan pada periode 12 bulan sampai dengan Februari 2016, dibandingkan tahun sebelumnya, walaupun jumlah pekerjaan di perdesaan meningkat. 

"Meskipun sektor pertanian di pedesaan dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak karena keterlambatan musim panen, pasar tenaga kerja bagi pekerja berpendidikan mengalami stagnasi upah, dengan makin banyaknya lulusan pendidikan tinggi yang mengambil pekerjaan yang tidak memerlukan kualifikasi setinggi mereka," jelas kata Wakil Kepala Perwakilan ADB di Indonesia, Sona Shrestha di Jakarta, Selasa (27/9/2016).

"Tren ini terjadi bersamaan dengan keluarnya pekerja berketerampilan rendah, terutama perempuan, dari angkatan kerja," sambung dia.

Meskipun demikian, jelas dia, pertumbuhan ekonomi di Indonesia menguat tahun ini dan tahun depan, meskipun perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini, menghadapi beberapa tantangan jangka pendek.

Dalam edisi pembaruan publikasi ekonomi tahunannya, Asian Development Outlook 2016, ADB memprakirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2016 sebesar 5,0%, turun dari prakiraan ADB pada bulan Maret sebesar 5,2%, dan prakiraan untuk 2017 sebesar 5,1%, turun dari prakiraan sebelumnya sebesar 5,5%. Penyesuaian prakiraan ini merefleksikan belanja investasi yang lebih rendah dari prakiraan sebelumnya. 

"Di tengah situasi yang sulit, ekonomi Indonesia tetap akan tumbuh sehat tahun ini," ujar Sona Shrestha.

"Seiring makin terwujudnya reformasi kebijakan di Indonesia dan membaiknya momentum pertumbuhan perekonomian negara-negara industri utama, besar kemungkinannya kita akan melihat peningkatan ekonomi lebih lanjut di tahun mendatang," lanjut dia.

Dijelaskan, upah minimum lebih tinggi, kenaikan nilai Penghasilan Tidak Kena Pajak, dan melambatnya inflasi mendorong pertumbuhan pengeluaran rumah tangga. Alokasi APBN yang lebih tinggi untuk Dana Desa dan prospek yang lebih baik di sektor pertanian akan meningkatkan pendapatan di perdesaan.

Ditambahkan, belanja pemerintah untuk infrastruktur akan mengalami percepatan pada paruh kedua 2016, sejalan dengan pola tahunan kenaikan pengeluaran menjelang akhir tahun, namun secara keseluruhan investasi dan konsumsi pemerintah akan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya dikarenakan rendahnya realisasi pendapatan.

"Investasi swasta akan memperoleh manfaat dari diterapkannya serangkaian paket reformasi kebijakan yang telah diumumkan Pemerintah," sambung dia.

Lebih lanjut diungkapkan, beberapa perbaikan penting antara lain dibukanya peluang penanaman modal asing bagi 35 industri tambahan, dan proses izin usaha yang telah disederhanakan secara signifikan. 

Para pengambil kebijakan di Indonesia perlu mempertimbangkan berbagai langkah untuk menghadapi risiko terhadap prospek pertumbuhan jika terjadi pemotongan anggaran dan timbulnya keterlambatan berbagai proyek infrastruktur, paparPembaruan ADB. Laporan ini juga mencatat adanya kelemahan di pasar tenaga kerja yang dapat melemahkan kepercayaan konsumen.

ADB, yang berbasis di Manila, dikhususkan untuk mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pertumbuhan yang menjaga kelestarian lingkungan hidup, dan integrasi kawasan.

Didirikan tahun 1966, ADB akan menandai 50 tahun kemitraan pembangunan di kawasan ini pada Desember 2016. ADB dimiliki oleh 67 anggota 48 di antaranya berada di kawasan ini termasuk Indonesia. Pada 2015, keseluruhan bantuan ADB mencapai $27,2 miliar, termasuk pembiayaan bersama (cofinancing) senilai $10,7 miliar.