Terganjal Beban Kurs, Smartfren Masih Rugi Rp1,56 Triliun pada 2015
Pasardana.id - Emiten jasa telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mencatat kerugian sebesar Rp1,56 triliun pada 2015, meningkat 13,23% dibanding Rp1,38 triliun pada 2014. Pemicu utama kerugian FREN yakni kenaikan beban lain-lain 54,95% jadi Rp677 miliar.
Mengutip laporan keuangan tahun 2015 yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/4), beban lain terbesar FREN yakni rugi selisih kurs mata uang asing yang mencapai Rp261,92 miliar, meningkat hingga 147% dari Rp105,65 miliar pada 2014.
Selain didera oleh kerugian kurs, kinerja perseroan juga tertekan akibat naiknya beban bunga dan keuangan FREN sebesar 12,67% menjadi Rp407,34 miliar, dari Rp361,54 miliar pada tahun 2014. Adapun beban lainnya naik dari Rp10 miliar jadi Rp66 miliar.
Peningkatan beban lain tersebut menyebabkan perusahaan jasa penyelenggara telekomunikasi beraset Rp20,705 triliun pada 2015 itu menderita rugi sebelum pajak sebesar Rp2,08 triliun, meningkat sekitar 42,43% dari Rp1,41 triliun pada tahun 2014.
Kendati masih merugi, FREN mampu mendulang pendapatan sebesar Rp3,02 triliun pada tahun 2015, naik 2,41% dibanding Rp2,95 triliun pada tahun 2014. Kontribusi terbesar pendapatan FREN pada 2015 berasal dari jasa penyelengaraan telekomunikasi mencapai Rp2,45 triliun, sedangkan jasa interkoneksi menyumbang pendapatan Rp81,26 miliar.
Kemerosotan kinerja keuangan perseroan juga tercermin pada harga saham FREN. Sepanjang perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada 2015, saham FREN turun 39,77% menjadi Rp53 per unit pada 30 Desember 2015, dari Rp88 per unit pada 2 Januari 2015. Pada transaksi sesi II, Jumat (1/4) harga saham FREN tercatat sebesar Rp81 per unit.

