Pemulihan Ekonomi Global Lambat, BI Revisi Target Pertumbuhan Menjadi Dikisaran 5,0% - 5,4%
Pasardana.id - Bank Indonesia (BI) menilai, pemulihan ekonomi global diperkirakan masih berlangsung lambat, namun harga komoditas mulai membaik.
Di tengah ketidakpastian perekonomian global yang meningkat pasca Pemilu AS, perekonomian AS menunjukkan perbaikan sebagaimana tercermin dari PDB yang membaik, tingkat pengangguran yang stabil dan inflasi yang cenderung meningkat.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, peluang kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada bulan Desember 2016 semakin menguat. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi di negara maju lainnya, seperti Uni Eropa, cenderung masih terbatas dan dibayangi oleh risiko politik.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi negara berkembang seperti India dan Tiongkok diperkirakan masih menjadi pendorong ekonomi global.
Gubernur BI Agus Martowardojo dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (17/11/2016), menjelaskan, lemahnya pertumbuhan ekonomi dunia yang yang diperkirakan hanya sebesar 3% di 2016, 'memaksa' Bank Indonesia merevisi target pertumbuhan ekonomi nasional menjadi di kisaran 5,0%-5,4% pada 2017.
"Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2016 ini kelihatannya lebih jelek daripada tahun lalu yang ada di kisaran 3%. Tapi pertumbuhan ekonomi dunia untuk 2017 itu juga telah dilakukan direvisi lagi oleh international organization," kata Agus.
Meskipun demikian, lanjut dia, perekonomian nasional tetap menunjukkan kinerja yang positif didorong oleh permintaan domestik yang masih terjaga.
Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2016 mencapai 5,02% (yoy), terutama didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh cukup kuat.
Di sisi investasi, pertumbuhan investasi bangunan relatif baik didukung oleh berlanjutnya pembangunan proyek infrastruktur Pemerintah. Sementara itu, peran investasi swasta khususnya non-bangunan masih relatif rendah, di tengah konsumsi Pemerintah yang tumbuh negatif seiring dengan kebijakan konsolidasi fiskal.
Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di Jawa dan Sumatera masih tumbuh cukup kuat, disertai dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sejalan dengan meningkatnya ekspor tambang dan telah beroperasinya smelter barang tambang.
Di sisi sektoral, sektor industri, pertanian serta perdagangan masih tumbuh positif. Pada triwulan IV 2016, perekonomian diperkirakan tumbuh terbatas sejalan dengan fiskal yang masih konsolidatif, sehingga secara keseluruhan tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan sekitar 5,0%.

