Dibayangi Ketidakpastian Kondisi Global, BI Ogah Pasang Target Pertumbuhan Tinggi

Pasardana.id - Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global masih belum menguat. Meskipun membaik akibat peningkatan konsumsi dan perbaikan sektor tenaga kerja, ekonomi AS pada triwulan II 2016 tumbuh di bawah perkiraan seiring dengan investasi yang masih melambat.
Perkembangan ekonomi AS tersebut, masih dibayangi oleh ketidakpastian, sehingga kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada 2016 diperkirakan akan dilakukan hanya satu kali dalam 2016.
Sementara itu, ekonomi Eropa diperkirakan tumbuh moderat, dibayangi oleh ketidakpastian pasca Brexit.
Demikian pula ekonomi Tiongkok, diperkirakan masih tumbuh terbatas karena investasi publik belum dapat memberikan dorongan pada sektor swasta yang masih menghadapi overcapacity dan tingginya utang korporasi.
"Di sisi lain, di pasar komoditas, harga minyak dunia mulai meningkat meskipun masih rendah. Harga beberapa komoditas ekspor Indonesia juga membaik, seperti CPO, batubara, dan timah," jelas Gubernur BI, Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat (19/8/2016) kemarin.
"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan 2016 diperkirakan akan berada di kisaran 4,9-5,3% (yoy), sedikit lebih rendah dari kisaran sebelumnya, yaitu 5,0 - 5,4% (yoy)," kata Agus, lebih lanjut.
Ditambahkan, dari sisi domestik, penghematan belanja pemerintah pada semester II-2016 juga menjadi salah satu faktor yang berpotensi menurunkan pertumbuhan tahun ini.
"Meskipun demikian, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi masih akan terjaga dengan baik, didukung oleh pelonggaran kebijakan moneter dan makropudensial yang telah ditempuh dan percepatan implementasi Paket Kebijakan Pemerintah," tandasnya.