Bunga Utang yang Harus Dilunasi Setiap Tahun Terus Meningkat
Pasardana.id - Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani, mengungkapkan, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017, pembayaran bunga utang Pemerintah dianggarkan sebesar Rp221 triliun.
Angka tersebut meningkat dari alokasi 2016 sebesar Rp191 triliun. Alokasi tahun ini pun meningkat dibanding alokasi bunga utang di 2015 sebesar Rp156 triliun.
"Bunga utang yang harus dilunasi setiap tahun sedikit meningkat," kata Askolani, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2016).
Meskipun demikian, jelas dia, Pemerintah akan terus menjaga beban bunga utang pada level yang seminimum mungkin. "Kita upayakan beban utang paling minimum," jelasnya.
Beberapa waktu lalu, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (PPR) Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan juga mengatakan bahwa, bunga utang akan melonjak pada tahun depan.
Meskipun demikian, Pemerintah, jelas Robert, dipastikan akan terus menambah utang pada tahun ini meski total utang sudah mencapai Rp 3.400 triliun. Masih defisitnya Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) mau tidak mau membuat Indonesia terus bergantung kepada utang.
"Iya, kita masih bergantung sama utang," ujar Robert.
Asal tahu saja, untuk tahun ini, defisit anggaran diperkirakan mencapai Rp 296 triliun atau 2,23 persen dari PDB. Artinya, tambahan utang pada tahun ini sekitar jumlah defisit tersebut.
Menurut Robert, penambahan utang dilakukan untuk pembiayaan proyek-proyek pembangunan. Hal itu sangat penting di tengah masih melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
"Selama ada defisit mau enggak mau harus nambah utang. Tetapi hal yang lazim sih dan juga untuk memastikan pengeluaran-pengeluaran prioritas itu bisa kita biayai," jelasnya.
"Apalagi ekonomi lagi slow down, kalau pemerintah pun enggak ngeluarin pengeluaran, pertumbuhannya (ekonominya) makin merosot ke bawah," sambung dia.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, tingkat bunga utang Indonesia dalam ASEAN lima merupakan yang tertinggi. Tingkat bunga utang dengan tenor 10 tahun mencapai 6,98 persen per September lalu.
Adapun empat negara lainnya berada di bawah Indonesia. Seperti Filipina yang tingkat bunga utangnya sebesar 3,58 persen. Malaysia tingkat bunga utangnya sebesar 3,85 persen. Thailand tingkat bunga utangnya 2,27 persen dan Singapura 1,85 persen.

