Laba Bank Rakyat Indonesia Naik 2%, Harga Sahamnya Turun 7,15%

Perlambatan ekonomi demestik ternyata belum berdampak signifikan terhadap emiten emiten perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Buktinya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mampu mencatat laba Rp18,42 triliun pada Januari-September 2015. Ini naik sekitar 2% dibandingkan laba pada periode yang sama 2014 sebesar Rp18,06 triliun.

 

Dari laporan keuangan BBRI per September 2015 yang diumumkan, Jumat (23/10), tergambar, pertumbuhan laba tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih yang meningkat 12,82% menjadi Rp42,86 triliun, dari Rp37,99 triliun per September 2014.

Peningkatan pendapatan disertai kenaikan beban operasional selain bunga sebesar 20,42% menjadi Rp21,47 triliun, dari Rp17,83 triliun per September 2014. Namun BBRI meraih laba operasional sebesar Rp21,39 triliun, naik sebesar 6,2% dari Rp20,15 triliun.

Sementara total kredit yang berhasil disalurkan BBRI mencapai Rp524,59 triliun per September 2015. Jumlah kredit ini meningkat 5,96% dibandingkan per Desember 2014 sebesar Rp495,10 triliun. Adapun dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BBRI mencapai Rp617,08 triliun, naik 1,89% dari Rp605,61 triliun per Desember 2014.

 

Sayang, pertumbuhan kinerja keuangan BBRI belum berdampak positif terhadap harga sahamnya di bursa. Sepanjang perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini, saham bank BUMN tersebut telah turun 7,15% menjadi Rp10.700 per unit pada 22 Oktober 2015, dari Rp11.525 per unit pada 2 Januari 2015. Pada perdagangan sesi I, Jumat (23/10) saham BBRI tercatat Rp11.000, naik Rp300 dari sehari sebelumnya. (*)