ANALIS MARKET (26/5/2025): IHSG Berpotensi Sideways
Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Bursa saham AS ditutup melemah pada perdagangan Jumat (23/05/25), sekaligus mencatatkan penurunan mingguan setelah Presiden Donald Trump kembali memicu ketegangan perdagangan global dengan mengusulkan tarif sebesar 50% untuk semua impor dari Uni Eropa mulai 1 Juni, dan mempertimbangkan tarif sebesar 25% untuk iPhone yang diproduksi di luar negeri dan dijual di AS.
Dow Jones Industrial Average turun 256,02 poin (-0,61%) ke level 41.603,07, S&P 500 turun 0,67%, dan Nasdaq turun 1,00%. Ketiga indeks tersebut sebelumnya sempat melemah lebih dari 1%.
Secara mingguan, Dow merosot 2,47%, S&P 500 terdepresiasi 2,61%, dan Nasdaq anjlok 2,48%.
Sektor Teknologi, Layanan Komunikasi, dan Barang Konsumsi Diskresioner menjadi sektor yang paling membebani S&P 500, sementara sektor Utilitas, Barang Konsumsi Pokok, dan Energi membukukan kenaikan.
Saham Apple anjlok 3%, sementara perusahaan-perusahaan besar seperti Amazon, Nvidia, dan Meta masing-masing turun lebih dari 1%. Tesla juga turun 0,5%.
SENTIMEN PASAR: Trump, melalui platform Truth Social miliknya, menyatakan bahwa Uni Eropa "dibentuk untuk memanfaatkan AS dalam perdagangan," dan menganggap tawaran perdagangan Eropa tidak memadai. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent mengatakan, ancaman tarif tersebut bertujuan untuk memberikan tekanan negosiasi tambahan pada UE. Namun, pembaruan terkini dari Presiden Donald Trump pada hari Minggu mengumumkan perpanjangan batas waktu negosiasi perdagangan dengan UE hingga 9 Juli, atas permintaan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Menurut Trump, von der Leyen mengatakan lebih banyak waktu diperlukan untuk mencapai kesepakatan yang baik dan bahwa pertemuan akan segera diadakan untuk membahasnya. Investor melihat keputusan ini sebagai sinyal bahwa pemerintahan Trump mengambil garis yang lebih keras, terutama setelah harapan untuk pengecualian Apple pupus. Indeks Volatilitas CBOE (VIX) melonjak 10%, mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua minggu, sementara saham semikonduktor turun 1,5%. Laporan kinerja dari raksasa semikonduktor dan barometer AI Nvidia (NASDAQ: NVDA) akan menjadi fokus utama di Wall Street Rabu ini, di tengah kekhawatiran pasar atas defisit anggaran federal yang mendorong imbal hasil obligasi AS lebih tinggi.
PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: Pasar obligasi AS dan Eropa menguat karena investor beralih ke aset safe haven. Imbal hasil Treasury AS 10 tahun turun 3,6 bps menjadi 4,517%, dan imbal hasil 30 tahun turun 2,2 bps menjadi 5,042%. Namun, imbal hasil 30 tahun membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak 7 April. INDEKS DOLAR (DXY) turun 1,9% selama seminggu, penurunan mingguan terbesar sejak awal April. DOLAR turun 1% terhadap YEN Jepang, sementara EURO naik 0,8% terhadap Dolar.
PASAR EROPA & ASIA: MSCI All Country World Index turun 0,33% menjadi 868,15, karena pasar global menyesuaikan diri dengan kombinasi risiko tarif dan tekanan fiskal AS. Pasar saham Eropa terseret lebih rendah setelah Presiden Trump memperbarui ancaman tarif, kali ini menargetkan produk UE dan Apple. Indeks STOXX 600 turun 0,9%, mengakhiri reli enam minggu. Volatilitas pasar juga melonjak, mencerminkan kekhawatiran investor atas potensi eskalasi perang dagang. Di sisi makro, ekonomi JERMAN memberikan kejutan positif: PDB Q1 naik 0,4%, dua kali lipat dari estimasi awal. Sayangnya, lonjakan itu didorong oleh akselerasi ekspor menjelang tarif AS—yang menunjukkan bahwa itu mungkin hanya sementara.
JEPANG: Meskipun inflasi melonjak ke 3,5% YoY—tertinggi dalam lebih dari dua tahun—saham Jepang naik. Nikkei dan TOPIX naik 0,8%, didukung oleh saham teknologi dan semikonduktor. Meningkatnya upah dan belanja rumah tangga mendorong harga naik, memicu spekulasi bahwa Bank of Japan akan menaikkan suku bunga pada bulan Juli. Namun, untuk saat ini, pasar tetap tenang dan cukup optimis.
CHINA: Pemerintah China menginstruksikan bank-bank besar seperti ICBC dan Bank of China untuk memangkas batas atas suku bunga deposito berjangka sebesar 30–40 bps. Langkah ini bukan tanpa alasan—bank-bank berada di bawah tekanan dari segala arah: konsumsi yang lemah, sektor properti yang belum pulih, dan ketegangan perdagangan yang semakin kompleks dengan AS. Pemangkasan suku bunga bertujuan untuk menurunkan biaya pendanaan dan melindungi margin keuntungan bank, sekaligus mencegah tabungan yang berlebihan dan mendorong konsumsi/pertumbuhan ekonomi.
KOMODITAS: Harga EMAS spot naik signifikan sebesar 2,14% menjadi US$3.364,74/ons, melanjutkan tren kenaikannya di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi. Harga MINYAK juga naik menjelang hari libur Memorial Day AS. Minyak mentah BRENT naik 34 sen (+0,54%) menjadi US$64,78/barel, sementara WTI AS ditutup pada US$61,53/barel (+0,54%).
KONFLIK TIMUR TENGAH: Serangan udara Israel pada hari Minggu menewaskan sedikitnya 30 warga Palestina di GAZA, termasuk seorang pejabat layanan darurat dan jurnalis lokal Hassan Abu Warda. Serangan itu terjadi di Khan Younis, Jabalia, dan Nuseirat, sehingga jumlah jurnalis Palestina yang terbunuh sejak Oktober 2023 menjadi 220. Militer Israel menyatakan bahwa HAMAS telah kehilangan sebagian besar asetnya, sementara Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengutuk tingginya jumlah korban tewas warga sipil setelah dua stafnya juga tewas, menyerukan gencatan senjata segera. Pemerintah Gaza mengatakan, Israel sekarang menguasai sekitar 77% Jalur Gaza melalui kombinasi operasi darat, pengeboman, dan perintah evakuasi. Sejak perang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, lebih dari 53.900 warga Palestina telah tewas dan krisis kemanusiaan semakin memburuk.
INDONESIA: Pemerintah Indonesia berencana untuk meluncurkan enam paket stimulus ekonomi pada awal Juni 2025 untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional pada Q2-2025. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap pertumbuhan ekonomi yang melambat menjadi 4,87% pada Q1-2025, terendah dalam lebih dari tiga tahun. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan stimulus tersebut bertujuan untuk mendorong konsumsi rumah tangga, terutama selama masa libur sekolah pada Juni–Juli 2025, karena tidak ada acara konsumsi besar seperti Natal, Tahun Baru, atau Idulfitri pada kuartal ini. Enam paket stimulus yang disiapkan antara lain: Diskon tarif listrik 50% untuk sekitar 79,3 juta rumah tangga, Bantuan pangan untuk 18,3 juta keluarga berpenghasilan rendah, Bantuan langsung tunai untuk pekerja berpenghasilan rendah, Diskon jaminan kecelakaan kerja untuk sektor padat karya, Diskon tarif transportasi (udara, kereta api, laut) selama libur sekolah, Diskon tarif jalan tol untuk 110 juta pengguna sepanjang Juni dan Juli. Pemerintah berharap dengan stimulus tersebut, PDB Q2-2025 dapat mencapai sekitar 5%.
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN membukukan penguatan sebesar 47,2 poin/+0,66% ke level 7.214,16, ditopang oleh aksi beli bersih asing senilai Rp589 miliar, sehingga total Beli Bersih Asing secara mingguan mencapai Rp2,13 triliun. RUPIAH menguat ke level 16.217/USD, level terkuatnya dalam tiga bulan terakhir.
Seperti yang diprediksi analis Kiwoom Sekuritas sebelumnya, kami tetap optimis RUPIAH dapat segera menyentuh level 16.100 – 16.000, meskipun secara teknis RSI telah turun ke wilayah Oversold. Hal ini juga didukung oleh DXY yang kembali turun ke bawah 100, sehingga berpeluang menguji support di area 98.
Dengan sentimen positif ini, bukan tidak mungkin IHSG dapat mempertahankan level 7.200, yakni pergerakan sideways, terutama dengan adanya stimulus pemerintah yang bertujuan untuk mendongkrak PDB Q2.
“Jika pullback sudah di depan mata, support MA10 di area 7.050 – 7.000 akan menjadi penopang pertama untuk mempertahankan tren naik jangka pendek ini. Tetap pertahankan strategi set your TRAILING STOP,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Senin (26/5).

