ANALIS MARKET (13/3/2025): Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) divergensi pergerakan harga pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) tidak berubah di level 6,71%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 2 bps menjadi 6,89%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 3 bps menjadi 6,93%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,71% - 6,99%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp20,6 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp26,7 triliun.
FR0104 dan PBS003 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp3,9 triliun dan Rp2,7 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp3,4 triliun.
Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,27%, bergerak dari level Rp16.409/US$ di hari Selasa menjadi Rp16.452/US$ di hari Rabu.
Dari eksternal, Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung negatif, tercermin dari peningkatan yield US Treasury (UST).
Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 6bp menjadi 4,09%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 4,32%.
Di sisi lain, sedikit improvement terlihat dari Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia yang turun tipis sebesar 1bp menjadi 79bp.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield dari instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0094, FR0087, FR0091, FR0080, FR0072,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Kamis (13/3).