ANALIS MARKET (13/2/2025): Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

foto: ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup melemah pada sesi perdagangan kemarin (12/2).

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 2 bp menjadi 6,62%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 1 bp menjadi 6,83%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 2 bp menjadi 6,84%.

Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,76 - 7,04%.

Sedangkan volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp25,3 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp18,7 triliun.

FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp3,3 triliun dan Rp2,7 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp3,6 triliun.

Sementara itu, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat tipis sebesar 0,05%, bergerak dari level Rp16.384/US$ di hari Selasa menjadi Rp16.376/US$ di hari Rabu.

Dari eksternal, US Labor Department melaporkan bahwa pada bulan Januari 2025 terjadi inflasi bulanan sebesar 0,5% atau 3,0% secara year-on-year.

Laju inflasi tahunan tersebut lebih cepat dibandingkan angka 2,9% estimasi para ekonom yang disurvei Reuters.

Sementara itu, core inflation tercatat sebesar 0,4% secara bulanan atau 3,3% secara year-on-year.

Laju core inflation tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,2% dan 3,2%.

Di sisi lain, Indikator global menunjukkan sentimen yang negatif, tergambar dari peningkatan yield US Treasury (UST).

Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 11bp menjadi 4,48%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 4,62%.

Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun tipis sebesar 1bp menjadi 75bp, mengindikasikan confidence para investor terhadap creditworthiness Indonesia masih terjaga.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0090, FR0094, FR0047, FR0087, FR0091,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Kamis (13/2).