ANALIS MARKET (30/12/2025): Menutup Tahun, IHSG Berpotensi Menguat
Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Indeks S&P 500 melemah dalam perdagangan Senin (29/12) karena sektor teknologi mulai beristirahat setelah reli kuat menjelang akhir tahun.
Pada penutupan pasar, S&P 500 turun 0,4%, Nasdaq 100 terkoreksi 0,5%, dan Dow Jones turun 0,5% atau 249 poin.
Tekanan datang dari saham AI dan perusahaan teknologi besar, dengan NVIDIA (-1%) memimpin penurunan, diikuti oleh Palantir dan Broadcom.
Aksi ambil untung terlihat pada saham-saham momentum, meskipun secara tahunan, sektor teknologi tetap menjadi mesin utama yang mendorong S&P 500 ke rekor tertinggi hingga akhir pekan lalu.
Volume perdagangan relatif tipis karena banyak pelaku pasar mulai berlibur menjelang Tahun Baru.
SENTIMEN PASAR: Sentimen pasar cenderung berhati-hati tetapi tetap konstruktif. Investor telah mulai mengurangi eksposur terhadap saham teknologi berisiko tinggi, namun optimisme tetap terjaga karena ekspektasi bahwa The Fed mendekati akhir siklus pengetatannya, dengan pasar masih memperkirakan penurunan suku bunga tahun depan. Data inflasi yang lebih rendah dalam beberapa minggu terakhir telah memperkuat pandangan bahwa pelonggaran kebijakan dapat dimulai pada tahun 2026, yang berfungsi sebagai dukungan untuk aset berisiko. Fokus pasar juga tertuju pada potensi "reli Santa Claus", meskipun pergerakan diperkirakan akan terbatas karena likuiditas akhir tahun yang rendah.
REGULASI & KEBIJAKAN: Perhatian pasar terfokus pada RUU pajak "One Big Beautiful" Trump, yang dipandang sebagai stimulus fiskal utama AS pada tahun 2026. Regulasi ini menjadikan pemotongan pajak tahun 2017 permanen, memperpanjang pengurangan standar, memperluas pengecualian AMT, dan menaikkan ambang batas pajak warisan. Berbagai insentif tambahan—mulai dari pembebasan pajak atas tip dan pendapatan lembur, potongan pajak untuk lansia, keringanan bunga pinjaman mobil rakitan AS, hingga peningkatan batas SALT—berpotensi meningkatkan pendapatan bersih rumah tangga dan mendorong konsumsi. Namun, kebijakan ini juga berisiko meningkatkan ketidaksetaraan manfaat dan menekan posisi fiskal dalam jangka menengah, meskipun diyakini dapat mendukung pertumbuhan dan sentimen pro-bisnis dalam jangka pendek.
PERANG DAGANG: China mengumumkan penyesuaian tarif impor mulai tahun 2026 dengan menurunkan bea impor pada 935 produk, termasuk komoditas berbasis sumber daya seperti bahan daur ulang untuk baterai lithium-ion, serta produk medis seperti pembuluh darah buatan dan alat diagnostik penyakit menular. Tarif baru ini akan diterapkan sebagai tarif impor sementara yang lebih rendah daripada skema negara paling disukai (MFN) WTO. Kebijakan ini mencerminkan pendekatan selektif dan strategis Tiongkok dalam perang dagang global—di satu sisi mendukung rantai pasokan energi baru dan sektor kesehatan, sementara di sisi lain memberi sinyal keterbukaan terbatas di tengah ketegangan perdagangan dan geopolitik yang sedang berlangsung dengan negara-negara Barat.
PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun sedikit turun menjadi sekitar 4,1% di tengah likuiditas akhir tahun yang tipis dan ekspektasi penurunan suku bunga pada tahun 2026. Pasar masih memperkirakan dua kali penurunan suku bunga, meskipun sebagian besar pejabat Fed hanya memproyeksikan satu kali, sementara data PDB kuartal ketiga yang solid menahan ekspektasi pelonggaran yang agresif. Imbal hasil obligasi 30 tahun turun menjadi 4,80%, sementara imbal hasil obligasi 2 tahun melemah menjadi 3,44%, mencerminkan fokus pasar pada arah kebijakan Fed dan penunjukan Ketua Fed baru pada awal tahun 2026.
-Dolar AS melemah secara luas dengan Indeks Dolar turun menjadi 97,96. Yen Jepang menguat 0,47% menjadi 156,31 per dolar AS menyusul pernyataan Menteri Keuangan Jepang yang menegaskan kesiapan Tokyo untuk menanggapi pergerakan nilai tukar yang berlebihan, sehingga memperkuat spekulasi tentang potensi intervensi pasar. Sementara itu, euro juga menguat dan diperdagangkan sekitar USD 1,1789, didukung oleh semakin lebarnya perbedaan kebijakan moneter antara ECB dan Fed.
PASAR EROPA & ASIA: Pasar Eropa bergerak beragam menjelang liburan akhir tahun. STOXX 600 naik tipis 0,09%, FTSE 100 Inggris melemah 0,1% tertekan oleh saham pertambangan dan pertahanan, CAC 40 Prancis menguat terbatas sebesar 0,1%, sementara DAX Jerman naik tipis ke level tertinggi sejak November. Pergerakan pasar terbatas karena likuiditas menipis. Indeks Komposit Jakarta KSI Research Morning Equity Diterbitkan pada 30 Desember 2025 8.644,26 +1,25% Tertinggi 8.652,18 Terendah 8.545,72 Net Foreign 1D 2,24 Triliun 22,10 YTD %.
-Di Asia, pasar saham bergerak beragam. Jepang melemah dengan Nikkei 225 turun 0,6%, sementara Topix naik tipis 0,1%. China relatif stabil, dengan Shanghai Composite naik 0,04% untuk melanjutkan reli sembilan sesi, tetapi Shenzhen Component turun 0,5%. Korea Selatan menguat tajam dengan KOSPI melonjak 2,2% dipimpin oleh saham-saham semikonduktor. India melemah, dengan Sensex turun 0,4%, sementara Singapura cenderung datar dengan STI turun 0,05%.
KOMODITAS: Harga minyak mentah menguat terbatas, kembali didorong oleh premi geopolitik Timur Tengah. Brent bergerak di kisaran USD 61/barel dan WTI sekitar USD 58/barel, tetapi keduanya tetap menuju penurunan tahunan terdalam sejak 2020 di tengah ekspektasi surplus pasokan global tahun depan.
-Di sektor logam, emas dan perak terkoreksi tajam karena aksi ambil untung setelah reli panjang, masing-masing jatuh di bawah USD 4.350/ounce dan sekitar USD 72/ounce, meskipun kinerja tahunan keduanya tetap sangat kuat. Tembaga melemah menjadi USD 5,6/lb setelah mencapai rekor, tetapi tetap didukung oleh prospek permintaan jangka panjang dari elektrifikasi dan AI.
AGENDA EKONOMI HARI INI: Laporan persediaan minyak mentah dan bensin EIA AS; Tingkat Pengangguran Turki (November); Inflasi Spanyol (MoM & YoY, Prel. Desember); Indeks Harga Rumah S&P/Case-Shiller AS (YoY, Oktober); dan PMI Chicago AS (Desember).
INDONESIA: Pemerintah telah menetapkan kebijakan perpajakan 2026 tanpa pajak baru atau kenaikan tarif, dengan fokus pada reformasi sistem, peningkatan kepatuhan, dan digitalisasi penuh melalui Coretax untuk mempertahankan daya beli, iklim bisnis, dan pendapatan negara yang berkelanjutan. Perluasan AEOI dan implementasi Pajak Minimum Global bertujuan untuk mengekang penghindaran pajak dan memperkuat keadilan iklim investasi. Skema pembagian keuntungan PPh 21 berbasis domisili untuk karyawan diharapkan dapat meningkatkan distribusi ekonomi regional, sementara implementasi pajak pasar ditunda hingga pertumbuhan ekonomi mencapai 6% untuk mempertahankan momentum ekspansi.
-Di sektor pangan, pemerintah sedang meninjau pembebasan atau pelonggaran impor ternak hidup disertai dengan pengetatan impor daging sapi beku untuk menciptakan nilai tambah domestik, membuka lapangan kerja, dan menstabilkan harga. Bulog akan diberikan peran kunci dalam mengelola impor daging beku sebagai bagian dari strategi untuk menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional.
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN: JCI ditutup lebih kuat di level 8.644,26, naik +106,35 poin (+1,25%), didorong oleh pembelian bersih asing sebesar Rp1,03 triliun di pasar reguler atau Rp2,24 triliun (seluruh pasar). Dari sisi aliran dana asing, lima saham dengan pembelian bersih terbesar adalah DEWA, ??ANTM, ADMR, MDKA, dan ADRO, mencerminkan minat yang kuat di sektor komoditas & energi. Sementara itu, penjualan bersih asing tercatat di BUMI, BBRI, BBCA, BMRI, dan GOTO, menunjukkan rotasi yang sedang berlangsung dari bank-bank besar dan saham-saham teknologi. Secara sektoral, sebagian besar indeks sektor ditutup positif, dengan sektor teknologi menjadi satu-satunya yang melemah.
-Rebound JCI ini menjaga struktur teknikal tetap konstruktif dan membuka peluang untuk tren naik yang berkelanjutan, selama indeks mampu bertahan di atas area support kunci.
“Dalam jangka pendek, penguatan JCI, yang tetap berada di atas MA10, membuka peluang bagi indeks untuk menutup tahun secara positif, dengan potensi untuk menguji area resistensi 8.729 – 8.776,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Selasa (30/12).

