ANALIS MARKET (04/11/2025): Antisipasi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield untuk SBN Berdenominasi Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, tren penurunan harga Surat Utang Negara (SUN) masih berlanjut pada sesi perdagangan kemarin (03/11).

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 8 basis poin (bp) menjadi 5,50%, sementara yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) meningkat sebesar 6 bp ke level 6,13%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) meningkat sebesar 8 bp menjadi 6,16%.

Level yield curve 10-tahun masih berada di dalam weekly estimated range di kisaran 5,98% - 6,22%.

Volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp18,9 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp38,4 triliun.

FR0103 dan FR0108 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp5,1 triliun dan Rp3,8 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp3,5 triliun.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada bulan Oktober terjadi inflasi sebesar 0,28% (mtm) atau 2,86% secara year-on-year (yoy).

Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan estimasi para ekonom yang disurvey Bloomberg yang memperkirakan inflasi 0,05% (mtm) dan 2,59% (yoy).

BPS juga melaporkan inflasi inti pada bulan Oktober sebesar 0,39% atau 2,36% secara yoy.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah sebesar 0,29%, bergerak dari level Rp16.631/US$ di hari Jumat menjadi Rp16.676/US$ kemarin.

Sementara itu, diperdagangan Selasa (04/11) pagi ini, indikator global menunjukkan sinyal yang cenderung negatif.

Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun dan 10-tahun masing-masing meningkat sebesar 1bp dan 2bp menjadi 3,72% dan 4,13%.

Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia bertahan di 74bp.

Pemerintah Indonesia akan melaksanakan lelang SUN pada tanggal 4 November 2025 dengan target indikatif sebesar Rp23 triliun dan target maksimal 150% dari target indikatif.

Pada lelang SUN sebelumnya tanggal 21 Oktober 2025, total incoming bid mencapai Rp117,5 triliun dengan awarded bid sebesar Rp28,0 triliun.

Menilai situasi pasar terkini, kami memperkirakan total incoming bid pada lelang hari ini akan berada di kisaran Rp90-120 triliun.

“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, BNI Sekuritas mengantisipasi peningkatan volatilitas harga dan yield untuk Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0098, FR0079, FR0083, FR0106,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Selasa (11/4).