ANALIS MARKET (28/11/2025): Antisipasi Demand yang Stabil untuk SBN Berdenominasi Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) melemah pada sesi perdagangan kemarin (26/11).

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 8 basis poin (bp) ke level 5,74%, sementara yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 7 bp ke level 6,27%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 4 bp ke level 6,29%.

Level yield curve 10-tahun telah melampaui weekly estimated range di kisaran 6,02% - 6,26%, mengindikasikan potensi attractive entry point.

Volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp32,8 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp27,4 triliun.

FR0104 dan PBS003 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp5,1 triliun dan Rp3,7 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp6,6 triliun.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat sebesar 0,76%, bergerak dari level Rp16.664/US$ di hari Rabu menjadi Rp16.636/US$ kemarin.

Sementara itu, per Jumat (28/11) pagi ini, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia tercatat turun sebesar 1bp menjadi 73bp.

Pasar obligasi Amerika Serikat tutup pada Kamis, 27 November 2025 untuk memperingati Thanksgiving Day.

Per tanggal 26 November 2025, yield curve US Treasury (UST) 5-tahun dan 10-tahun masing-masing tercatat di level 3,56% dan 4,00%.

“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, kami mengantisipasi demand yang stabil untuk Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0096, FR0065, FR0100, FR0103, FR0079, FR0083,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Jumat (28/11).