ANALIS MARKET (13/11/2025): Antisipasi Demand yang Stabil untuk SBN Berdenominasi Rupiah
Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penguatan pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 4 basis poin (bp) ke level 5,43%, sementara yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 1 bp ke level 6,14%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) juga turun sebesar 1 bp ke level 6,16%.
Level yield curve 10-tahun masih berada di dalam weekly estimated range di kisaran 6,04%-6,29%.
Volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp24,6 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp32,6 triliun.
FR0104 dan PBS030 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp5,0 triliun dan Rp3,6 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,9 triliun.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah sebesar 0,14%, bergerak dari level Rp16.694/US$ di hari Selasa menjadi Rp16.717/US$ kemarin.
Sementara itu, per Kamis (13/11) pagi ini, indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung positif bagi pasar obligasi, tercermin dari penurunan yield US Treasury (UST).
Yield curve UST 5-tahun dan10-tahun masing-masing turun sebesar 4bp dan 5bp menjadi 3,68% dan 4,08%.
Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia bertahan di 74bp.
“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, BNI Sekuritas mengantisipasi demand yang stabil untuk Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0100, FR0103, FR0075, FR0079, FR0083, FR0106,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Kamis (13/11).

