ANALIS MARKET (08/1/2025) : Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, Harga Surat Utang Negara (SUN) melanjutkan tren penurunannya pada sesi perdagangan kemarin (07/1).
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 7 bp menjadi 7,02%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 5 bp menjadi 7,09%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 8 bp ke level 7,14%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,88 - 7,16%.
Sedangkan Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp26,6 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp7,1 triliun.
FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp6,9 triliun dan Rp6,3 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp4,5 triliun.
Sementara itu, data DJPPR menunjukkan total incoming bid pada lelang SUN kemarin mencapai Rp31,7 triliun, lebih rendah dibandingkan lelang SUN sebelumnya tanggal 10 Desember 2024 lalu yang mencapai Rp39,0 triliun.
Dari kedelapan seri yang ditawarkan, Pemerintah menetapkan total amount awarded sebesar Rp26,2 triliun, sedikit di bawah indikatif Rp28 triliun.
Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat sebesar 0,34%, bergerak dari level Rp16.198/US$ di hari Senin menjadi Rp16.143/US$ di hari Selasa.
Dari eksternal, US Labor Department melaporkan bahwa job opening meningkat sebesar 259 ribu menjadi 8,098 juta pekerjaan pada bulan November.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan 7,7 juta pekerjaan yang diestimasi para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung negatif, tercermin dari peningkatan yield US Treasury (UST).
Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 4,46%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 5bp menjadi 4,67%.
Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun sedikit sebesar 1bp menjadi 77bp.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas pada harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0081, FR0059, FR0078, FR0091, FR0096, FR0103,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Rabu (08/1).